Selasa 03 Sep 2024 19:45 WIB

Internal PDIP Solo Memanas, Teguh Tanggapi Kader Laporkan FX Rudy ke Polisi

Wawanto melapor ke Satreskrim Polresta Solo karena diancam dibunuh oleh FX Rudy.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Erik Purnama Putra
Wali Kota Solo Teguh Prakoso.
Foto: Republika/Alfian Choir
Wali Kota Solo Teguh Prakoso.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kisruh di internal PDIP Kota Solo semakin memanas menyambut Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Solo 2024. Sekretaris DPC PDIP Kota Solo, Teguh Prakosa membenarkan mantan anggota Fraksi PDIP DPRD Kota Solo Wawanto melaporkan Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo ke polisi.

Menurut dia, akar persoalan itu terjadi lantaranmWawanto tidak mengerti Angaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PDIP. Dia pun menyayangkan tindakan salah satu kader PDIP melaporkan atasannya tersebut.

Baca Juga

"Ya sudah suruh lapor saja. Suruh laporin saja. Kecuali kowe mlecet kowe anu, ya terserah saja. Wes ngaku PDIP wes menikmati dadi dewan dua periode muni-muni. Malu sebagai kader partai malu. Kecuali kalau you belum pernah merasakan di PDIP. Jadi siapa pun kader PDIP apalagi sudah menikmati arep gugat arep opo ya silakan saja," kata Teguh di Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa (3/9/2024). 

Menurut Teguh, rekomendasi dari DPP PDIP tak perlu diperdebatkan lagi oleh para kader. Pasalnya, surat rekomendasi penunjukan calon wali kota dan wakil wali kota menjadi ranah hak prerogatif Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Wali kota Solo tersebut mengatakan, rapat koordinasi yang dilakukan PDIP Kota Solo pada Kamis (29/8/2024), adalah bentuk dari iktikad baik FX Rudy. Sayangnya, dalam rapat itu terjadi konfrontasi dua kubu soal pihak yang setuju dan tidak terkait rekomendasi pasangan Teguh-Bambang Gage Nugroho, yang merupakan keputusan DPP.

"Sebetulnya SK rekomendasi tidak perlu didiskusikan. Itu keputusan mutlak. saking apike Pak Ketua (FX Rudy) untuk menyampaikan pendapat. Tetapi kalau nadanya tinggi itu melawan rekomendasi. Dan itu tabu bagi siapa pun yang ber- KTA PDIP kalau tidak ngerti AD/ART keluar dari PDIP," kata Teguh.

Sebelumnya, Wawanto melaporkan FX Rudy dan kader PDIP Cornelius Ferdiman Ridma Hiersa alias Dian ke Satreskrim Polresta Solo pada Selasa siang WIB. Wawan melaporkan kasus pengancaman pembunuhan yang dilakukan Rudy dan anaknya kepadanya.

Dia menjelaskan, insiden itu terjadi pada 29 Agustus 2024, ketika ada rapat koordinasi internal pengurus DPC PDIP Kota Solo dengan agenda menbahas surat rekomendasi Pilkada Solo. Dalam forum itu, Wawan yang mengajukan pendapat, malah sempat diancam dan mendapatkan tindak kekerasan.

"Dengan insiden yang terjadi tanggal 29 kemarin di Girli Corner saya sudah merasa diancam dan sudah ada tindakan untuk menyakiti diri saya. Bahkan sudah ada ancaman pembunuhan," ujar Wawanto saat sitemui di Mapolresta Solo, Selasa.

Wawanto mengaku, keluarnya surat rekomendasi pasangan Teguh Prakoso-Bambang Gage membuat sebagian kader kecewa. Dia pun mengutarakan sikapnya usai rekomendasi tersebut diumumkan. Sayangnya, ia menuding, FX Rudy menanggapinya dengan emosi. 

"Saya juga tidak tahu tiba-tiba (Rudy) naik pitam. Berdiri menyerang saya sambil nunjuk-nunjuk kepada saya waktu itu saya masih tetap duduk 'tak pateni-tak pateni'. Sudah mau mukul saya, namun dilerai sama teman-teman," ucap Wawanto.

"Begitu kuatnya pak Rudy berontak lepas dari pegangan teman-teman itu. Lalu dia bilang kursi mau dikepruk kan ke saya namun kursi itu bisa disaut sama Mucus," ucap Wawanto melanjutkan.

Diancam dibunuh...

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement