REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Serangan teror meledaknya ribuan pager di Lebanon dan Suriah yang membunuh 9 orang dan melukai lebih dari dua ribu warga lainnya menguak isu baru seputar dugaan keterlibatan Amerika Serikat (AS).
Beredar di platform X, surat edaran kepada komunitas American University of Beirut Medical Center (AUBMC) mengenai sistem paging (komunikasi untuk pesan singkat pengguna) baru untuk kode darurat bagi tim demi menjamin reliabilitas dan fokus komunikasi selama situasi kritis.
Surat yang mengatasnamakan Ahmad Kaaki, senior HIS Aplication Manager tersebut mengungkapkan, Webex (perusahaan IT asal AS yang menyediakan jasa online meeting) akan menggantikan pager-pager personal yang lama sebagai perangkat untuk komunikasi reguler. Bagi pengguna yang masuk dalam tim kode, maka pihak AUBMC akan menggantinya dengan pager yang baru.
"Untuk pengguna yang tidak masuk dalam tim kode, mohon kembalikan pager personal anda ke layanan IT yang berlokasi di lantai ke-2 Gedung MAB. Ini akan membantu proses transisi yang lancar," ujar surat tersebut.
Isu mengenai adanya surat edaran tersebut segera dibantah oleh American University of Beirut (AUB). Laman Lorientlejour melaporkan, AUB merilis pernyataan yang mengecam keras "rumor dan teori konspirasi tentang jenis sistem komunikasi yang diterapkan AUB, yang berupaya menghubungkan AUB dengan peristiwa tragis yang yang mengguncang Lebanon pada Selasa sekitar pukul 3:00 sore.
The U.S. State Dept says the U.S. was not involved in the pager explosions in Lebanon and was not aware of the incident beforehand.
In unrelated news, the American University of Beirut Medical Center replaced the pagers of their doctors and staff 2 weeks ago. pic.twitter.com/G5wwQ4tBlj
— Expat Vibes (@expatvibes) September 17, 2024
"Infrastruktur sistem pemanggilan kami ditingkatkan pada April 2024. Go-Live untuk beralih ke sistem baru dilakukan pada 29 Agustus 2024. Ruang lingkup peningkatan ini adalah untuk meningkatkan komunikasi darurat dan kode, karena beberapa perangkat dan sistem telah menjadi usang," AUB menjelaskan.
Menurut data terbaru Kementerian Kesehatan, ledakan pager mengakibatkan 9 kematian dan lebih dari 3.000 orang cedera. Pusat Medis Universitas Amerika di Beirut (AUBMC) "telah menerima lebih dari 160 orang yang mengalami luka serius dalam tiga jam terakhir," tambah kantor komunikasi AUB.
"Daripada membuang waktu menyebarkan rumor yang tidak berdasar, kami mendesak semua orang untuk bersatu mendukung AUBMC dan sistem medis yang heroik tetapi kewalahan," demikian pernyataan tersebut.