Kamis 19 Sep 2024 16:16 WIB

Pemicu Gempa Bandung Diketahui, tidak Ada Kaitannya dengan Sesar Megathrust

Gempa Kabupaten Bandung disebabkan aktivitas sesar Garsela segmen Rakutai.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andri Saubani
Warga memeriksa rumahnya yang rusak pascagempa bumi di Desa Cibeureum, Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024). Menurut data sementara BPBD Provinsi Jawa Barat,  gempa berkekuatan Magnitudo 5,0 tersebut mengakibatkan 8 unit rumah, 2 fasilitas kesehatan, 1 sarana pendidikan, dan 1 tempat ibadah mengalami kerusakan.
Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Warga memeriksa rumahnya yang rusak pascagempa bumi di Desa Cibeureum, Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024). Menurut data sementara BPBD Provinsi Jawa Barat, gempa berkekuatan Magnitudo 5,0 tersebut mengakibatkan 8 unit rumah, 2 fasilitas kesehatan, 1 sarana pendidikan, dan 1 tempat ibadah mengalami kerusakan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan gempa bumi magnitudo 5,0 yang terjadi di Kabupaten Bandung dan Garut pada Rabu (18/9/2024) kemarin disebabkan aktivitas sesar Garsela segmen Rakutai. Gempa susulan telah terjadi 29 kali hingga Kamis (19/9/2024) dengan kekuatan melemah.

Koordinator Data dan Informasi BMKG Virga Librian mengatakan hasil analisis menunjukkan bahwa gempa bumi magnitudo 5,0 di Kabupaten Bandung berasal dari aktivitas Sesar Garsela segmen Rakutai. Sesar Garsela sendiri memiliki dua segmen mulai dari segmen Kencana dengan panjang 17 kilometer dan segmen Rakutai dengan panjang 19 kilometer.

Baca Juga

“Kami berpegang pada data awal gempa magnitudo 5,0 di Kabupaten Bandung berasal dari pergerakan Sesar Garsela segmen Rakutai,” ucap Virga, Kamis (19/9/2024).

Ia melanjutkan aktivitas sesar Garsela yang menyebabkan gempa bumi tersebut tidak berhubungan dengan megathrust atau Sesar Lembang. Ia mengimbau masyarakat tetap waspada.

“Tidak ada kaitannya (dengan Sesar Megathrust), memicu Sesar Lembang juga nggak jauh posisinya,” ucap Virga.

Virga mengimbau masyarakat semakin teredukasi dan memiliki mitigasi ketika terjadi gempa bumi. Khususnya di tingkat terkecil mulai dari keluarga, hingga kelompok tertinggi. Serta memiliki titik kumpul evakuasi.

“Edukasi seperti menunduk, melindungi kepala dan leher, berpegangan ke struktur yang kuat saat gempa itu sudah harus dimiliki setiap warga," kata Virga.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan gempa bumi dangkal magnitudo 4,9 di wilayah Kabupaten Bandung, Rabu (18/9/2024) kemarin terjadi akibat sesar yang belum terpetakan. Mereka masih menunggu assesmen dari BRIN dan PVMBG terkait sesar tersebut.

"Hasil diskusi sementara awalnya gempa ini diprediksi terjadi di Sesar Garsela akan  tetapi ketika dilakukan mapping detail dan data gempa susulan kemungkinan gempa ini terjadi pada sesar yang belum terpetakan," ucap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari saat konferensi pers secara daring, Kamis (19/9/2024).

Abdul Muhari mengatakan gempa bumi yang terjadi kemarin tidak termasuk diakibatkan pada dua segmen Sesar Garsela. Termasuk bukan diakibatkan karena Sesar Lembang.

"Ada dua segmen Sesar Garsela, distribusi gempa pertama dan susulan bukan Sesar aktif Garsela juga tidak Sesar Lembang," kata Abdul.

Abdul Muhari mengaku masih menunggu assesmen dari BRIN dan PVMBG yang akan memastikan gempa bumi yang terjadi kemarin disebabkan karena sesar yang mana. Ia menyebut dalam beberapa bencana gempa terakhir seperti di Cianjur terjadi akibat sesar yang belum terpetakan.

"Untuk melihat kembali mengutamakan dari sisi penelitian untuk mengidentifikasi sesar darat aktif yang belum terpetakan dengan baik," kata Abdul.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement