REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurunnya kualitas lingkungan di wilayah perkotaan seperti Jakarta tak lepas dari perhatian para dosen Universitas Mercu Buana (UMB), yang berlokasi di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019, kelurahan seluas 2,8 kilometer persegi ini dihuni sekitar 50 ribu penduduk.
Data ini menunjukkan kelurahan Meruya Selatan bisa dikata sebagai wilayah yang padat penduduk. Terbatasnya lahan di wilayah tersebut, ditambah dengan pembangunan yang kurang terkendali menjadikan kualitas visual lingkungan di wilayah Meruya Selatan menurun.
"Kami menyadari itu, maka dibutuhkan penghijauan. Inilah yang menjadi perhatian kami," ujar Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Dr Ir Tin Budi Utami MT, dalam keterangan pers Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta, pekan lalu, di Jakarta.
Alasan itu pula yang diungkapkan Tin, mengapa PKM dalam skema hibah program PKM Tahun 2024 dan didanai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ini lebih menitikberatkan pada masalah penghijauan. Menurutnya, suatu kawasan yang memiliki kualitas visual yang bagus dan memiliki karakter yang khas, akan memberikan daya tarik terhadap kawasan tersebut.
Penghijauan yang diusung Tim PKM 2024 UMB Jakarta, adalah mengembangkan 'vertical garden hidroponik' untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan ekonomi dengan memanfaatkan barang bekas. Tim PKM 2024 UMB Jakarta yang beranggotakan Riri Pratiwi SE MAk serta Dr Ir Budi Susetyo MT, dan enam mahasiswa, memberikan pelatihan pada warga Meruya Selatan untuk pembuatan vertical garden dari barang bekas, pipa paralon dan botol plastik bekas. Kegiatan pelatihan ini disaksikan langsung Lurah Meruya Selatan, M Ghufri Fatchani SM.
"Tujuan utama dari kegiatan ini adalah membekali warga meruya selatan berupa pelatihan pembuatan tanaman berupa vertikal garden hidroponik," kata Tin.
Selain dapat meningkatkan kualitas visual suatu wilayah perkotaan, sambungnya, vertical garden hidroponik juga menghasilkan tanaman yang bisa dikonsumsi warga sekitar sebagai bahan pangan berupa sayur-sayuran. Lebih dari itu, hasil tersebut bisa juga dijual sebagai penghasilan tambahan rumah tangga. Dan lantaran menggunakan bahan bekas, maka dapat pula mengurangi limbah, sehingga lingkungan lebih bersih dan nyaman.