Rabu 02 Oct 2024 13:16 WIB

Pajak Mencekik, Kampus Muhammadiyah-Aisyiyah Minta Pemerintahan Prabowo Berikan Keringanan

Dirjen Pajak diminta memberikan kemudahan bagi kampus untuk bernafas.

Red: A.Syalaby Ichsan
Ketua Umum PTMA, Prof. Dr. Gunawan Budiyanto
Foto: Republika/Febrian Fachri
Ketua Umum PTMA, Prof. Dr. Gunawan Budiyanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (FR PTMA), Prof Gunawan Budiyanto meminta agar direktorat jenderal pajak bisa memberikan keringanan untuk para kampus di FR PTMA dalam membayar pajak. 

"Dirjen Pajak juga bisa memberikan kami kemudahan untuk bernafas, sekarang ini luar biasa, kami sadar warga negara yang baik itu membayar pajak, tetapi kita juga sadar bahwa sebetulnya account keikhlasan, jadi kita ini sudah memiliki namanya akun emosional kepada bangsa ini, supaya emosional bank account itu tidak rusak berikan kami nafas agak panjang untuk ikut menghitung kira-kira beban pajak kami berapa, tentu kita lembaga institusi nirlaba, mungkin sudah jutaan alumni sekolah Muhammadiyah tanpa memberatkan RAPBN," ujar Gunawan.

Baca Juga

Dia mengingatkan, kiprah Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah sebelum kemerdekaan hingga saat ini.Gunawan mengatakan, konsen Muhammadiyah pada pendidikan tidak perlu diragukan lagi. Tujuh belas tahun sebelum NKRI lahir, Muhammadiyah sudah mendirikan sekolah Ongko Loro. Pada tahun 1954 atau 1955 di Bukittinggi, Sumatra Barat sudah berdiri Perguruan Tinggi Hukum dan Filsafat. 

"Sejarah panjang pengabdian Muhammadiyah kepada bangsa melalui pendidikan tentunya tidak perlu diragukan lagi, kita memiliki ekosistem pendidikan yang kuat dan kita tidak memberikan beban kepada pemerintah," kata Gunawan dalam acara Sumbang Pemikiran Rektor PTMA Untuk Presiden Terpilih Prabowo Subianto di UMJ, Rabu (2/9/2024).

Ia menegaskan, banyak Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah yang berdiri kokoh dengan kekuatan dirinya sendiri. Oleh karena itu, banyak orang mengatakan bahwa Muhammadiyah sudah saatnya bisa mendapatkan suatu penghargaan dari pemerintah atau dari bangsa ini.

Menurut Gunawan, pemerintah tidak perlu banyak memberi apresiasi. FR PTMA cukup diberi peraturan yang sejuk demi memayungi gerak ikhlas dari Muhammadiyah untuk ikut mencerdaskan bangsa Indonesia. 

Gunawan menyampaikan, UMJ sebagai salah satu pionir universitas Muhammadiyah di Indonesia, alumninya sudah lebih dari 75 ribu. Mereka sudah bergerak ke mana-mana untuk ikut membangun. Sekarang 164 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah bersama-sama saling gotong royong untuk mempersiapkan Indonesia emas melalui pendidikan anak bangsa.

"Jadi kita dikasih saja peraturan yang menyejukan untuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah, dan kita akan berdiri paling kokoh di depan untuk mempertahankan NKRI dan Pancasila," ujar Gunawan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement