Rabu 02 Oct 2024 16:44 WIB

Faktor Penyebab Elektabilitas Khofifah-Emil Tembus 61,2 Persen Menurut Indikator Politik

Survei Indikator Politik dilakukan pada 9-14 September 2024.

Red: Andri Saubani
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak.
Foto:

Pendapat berbeda diutarakan pengamat politik Universitas Brawijaya Anang Sujoko. Ia  menyatakan pasangan calon Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak butuh usaha ekstra untuk memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Anang di Kota Malang, pada awal September lalu, menyatakan munculnya pasangan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumat atau Gus Hans dan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakhim berpotensi menggerus suara Khofifah-Emil, khususnya dari kalangan Nahdliyin.

"Dengan mengambil Gus Hans sebagai bakal calon wakil gubernur menunjukkan bahwa Risma ingin mengambil masa Nahdlatul Ulama (NU). Kehadiran Luluk memiliki potensi menggerus suara Khofifah," kata Anang.

Anang menyatakan meski diusung kekuatan 15 partai politik, Khofifah-Emil harus mewaspadai gerakan maupun manuver tim pemenangan dan simpatisan dua pesaingnya. Apalagi Gus Hans yang merupakan tokoh muda NU juga memiliki masa loyal. Pun demikian Luluk Nur Hamidah dengan sokongan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai partai pemenangan pemilihan umum (pemilu) legislatif di Jawa Timur.

"Hal ini akan memiliki potensi untuk menurunkan persentase suara petahana, meski tidak banyak tetapi bisa membuat perolehannya tak sampai 50 persen," ujarnya.

Oleh karena itu, pertarungan Pilkada Jawa Timur 2024 disebutnya akan berjalan sengit, lantaran ketiga bakal calon gubernur merupakan sosok wanita atau srikandi yang kenyang pengalaman di dunia eksekutif maupun legislatif. Khofifah merupakan petahana Gubernur Jawa Timur, juga Ketua PP Muslimat Nahdlatul Ulama, mantan Menteri Sosial, hingga anggota DPR RI.

Kemudian untuk Luluk Nur Hamidah merupakan politikus PKB dan merupakan anggota DPR RI. Sedangkan Risma, dia adalah Menteri Sosial, pernah menjadi Wali Kota Surabaya dua periode, dan merupakan menjabat sebagai Ketua United Cities and Local Goverment Asia-Pacific (UCLG Aspac).

"Khofifah punya kekuatan basis masa dari Muslimat NU, basis masa Risma mayoritas budaya arek di Surabaya, dan jika mesin PKB berjalan seperti pemilu Luluk bisa mengganggu suara Khofifah," kata dia.

photo
Komik Si Calus : Gagal Nyaleg - (Republika/Daan Yahya)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement