Ahad 06 Oct 2024 12:52 WIB

Acara Deklarasi Damai Pilgub Jabar Hanya Dihadiri Tiga dari Delapan Kontestan

Kontestan yang hadir hanya Dedi Mulyadi, Erwan Setiawan, dan Ronal Surapradja.

Relawan bersama warga menari dengan poster kampanye integritas seusai Deklarasi Kampanye Berintegritas Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2024 di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Ahad (6/10/2024).  Deklarasi yang digelar Bawaslu Jawa Barat tersebut untuk memastikan komitmen pemerintah daerah sekaligus calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Barat serta tim pemenangan untuk melakukan kampanye yang berintegritas, damai,  menolak politik uang dan menolak kampanye SARA.
Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Relawan bersama warga menari dengan poster kampanye integritas seusai Deklarasi Kampanye Berintegritas Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2024 di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Ahad (6/10/2024). Deklarasi yang digelar Bawaslu Jawa Barat tersebut untuk memastikan komitmen pemerintah daerah sekaligus calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Barat serta tim pemenangan untuk melakukan kampanye yang berintegritas, damai, menolak politik uang dan menolak kampanye SARA.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat menggelar deklarasi damai dengan mengundang empat pasangan calon yang berkontestasi di Pilkada Jawa Barat 2024, pada Ahad (6/1/2024), namun hanya dihadiri tiga dari delapan orang kontestan yang diundang. Dalam acara bertema "Kampanye Berintegritas Anti Money Politic, Politisasi SARA, Informasi Hoax dan Ujaran Kebencian" yang dilaksanakan di depan Kompleks Gedung Sate Bandung, hanya pasangan nomor 4 Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan dan cawagub nomor urut 2 Ronal Surapradja yang hadir.

Ketua Bawaslu Jabar Zacky Muhammad Zam Zam saat ditemui pascaacara, mengungkapkan tidak hadirnya semua calon, adalah keputusan dari para masing-masing calon itu sendiri. "Pada intinya kan kita sudah mengundang seluruhnya. Ada pun hadir atau tidaknya kan itu diserahkan kepada masing-masing. Tapi kan semua representatif, karena semua menghadirkan setidak-tidaknya tim kampanye," kata Zacky.

Baca Juga

Atas fenomena tidak semuanya paslon Pilkada Jabar ini hadir, Pakar Komunikasi Politik Lely Arrianie menilai bahwa hal ini karena komunikasi politik dari Bawaslu Jabar sebagai penyelenggara pemilu tidak maksimal. Pasalnya, menurut pakar lulusan Universitas Padjadjaran ini, pilkada merupakan kontestasi politik yang merupakan by design (dirancang), dan bukannya by accident (tiba-tiba).

"Artinya, semua tahapan harus sudah direncanakan secara detail, termasuk tahapan proses pendaftaran, penetapan calon, sampai deklarasi damai hari ini dan seterusnya," tutur Lely.

Dengan telah terencana, kata Lely, seharusnya Bawaslu Jabar sebagai penyelenggara bisa memastikan semua tahapan bisa diikuti oleh semua kontestan, dan seluruh kontestan menganggap semua tahapan penting.

"Jika terjadi seperti ini, saya pikir kesalahan ada pada penyelenggara yang pertama, karena yang menentukan model perencanaan dan pengelolaan komunikasi politik dalam setiap proses, itu kan mereka. Harusnya kan dilakukan bukan hanya berdasarkan regulasi, tapi juga persuasi politik yang mengena untuk menyadarkan agar menyukseskan kegiatan ini bersama-sama. Tapi ini tidak demikian," ucap Lely.

In Picture: Deklarasi Kampanye Berintegritas Pemilihan Cagub-Cawagub Jabar

photo
 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement