REPUBLIKA.CO.ID, Iran memiliki sejarah panjang kontribusi dalam sains dan teknologi, yang diawali sejak zaman kuno. Semasa abad pertengahan, Iran yang merupakan bekas daerah kekuasaan Persia terkenal dengan tokoh-tokoh seperti Al-Khawarizmi dan Ibnu Sina.
Inovasi mereka dalam bidang matematika, astronomi, dan kedokteran telah memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dunia. Saat ini, meskipun mengalami tantangan internasional, Iran terus memimpin dalam bidang-bidang seperti kecerdasan buatan, robotika, dan nanoteknologi.
H.E. Dr. Seyed Hossein Sadat Meidani mengungkapkan, Iran telah menghasilkan berbagai ilmuwan terkemuka yang memajukan sains global. Sebagai contoh, Al-Khwarizmi dikenang sebagai bapak aljabar dan pencipta istilah 'algorithm'. Biruni, ilmuwan lain dari Iran, membahas teori bahwa bumi berputar mengelilingi matahari jauh sebelum teori tersebut disempurnakan di Eropa.
Selain itu, rumah sakit modern berakar pada sistem perawatan kesehatan yang dibentuk oleh pusat akademik seperti Universitas Gundeshapur pada abad ke-3 Masehi. Salah satu karya besar Ibnu Sina, The Canon of Medicine, menjadi buku teks kedokteran standar di Eropa hingga abad ke-18.
Terlepas dari pembatasan internasional, Iran terus memberikan kontribusi signifikan terhadap sains dan teknologi. Dalam Olimpiade Sains 2024, Iran menduduki peringkat ketiga secara keseluruhan. Siswa Iran memenangkan medali emas dalam Olimpiade Astronomi dan Astrofisika Internasional dan tampil gemilang di berbagai kompetisi ilmiah global lainnya.