Selasa 15 Oct 2024 07:00 WIB

Teguran Bagi yang tidak Mau Bekerja Mencari Nafkah

Ada keutamaan bagi orang yang mencari nafkah.

Ilustrasi para petani memanen padi secara tradisional di sawah yang mereka garap, di lingkungan di Desa Boto, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, pada masa panen raya padi Februari 2023 lalu. Dispertanikap Kabupaten Semarang melakukan antisipasi dalam menjaga produktifitas pertanian di tengah prediksi El Nino lemah yang berpeluang terjadi pada pertengahan tahun ini.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Ilustrasi para petani memanen padi secara tradisional di sawah yang mereka garap, di lingkungan di Desa Boto, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, pada masa panen raya padi Februari 2023 lalu. Dispertanikap Kabupaten Semarang melakukan antisipasi dalam menjaga produktifitas pertanian di tengah prediksi El Nino lemah yang berpeluang terjadi pada pertengahan tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Allah SWT menjadikan alam dunia dan seluruh isinya sebagai tempat manusia berusaha mencari nafkah dan ladang beramal. Sedangkan alam akhirat merupakan tempat diberikannya balasan atas semua usaha manusia selama di dunia.

Ulama bergelar Hujjatul Islam Zainuddin Al Thusi yakni Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin meriwayatkan kisah pertemuan Nabi Isa Alaihissalam dengan ahli ibadah yang tidak mau mencari rezeki di dunia. 

Baca Juga

Suatu ketika Nabi Isa Alaihissalam bertemu dengan seorang laki-laki yang asing. Nabi Isa bertanya kepada laki-laki itu, "Apa pekerjaanmu?" 

Laki-laki itu menjawab, "Aku hanya beribadah kepada Allah SWT saja." 

Nabi Isa bertanya kembali, "Siapa yang menanggung kebutuhan hidupmu sehari-hari?" 

Laki-laki itu pun menjawab, "Saudaraku." 

Kemudian, Nabi Isa bersabda, "Saudaramu itu lebih banyak ibadahnya dalam penilaian Allah SWT daripada apa yang sudah dirimu lakukan."

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Janganlah karena ditundanya waktu perolehan dan hasil yang sedikit dalam mencari rezeki itu menjadikan kalian tidak sabar hingga terdorong untuk melakukan usaha yang mudah dengan cara-cara haram yang terlarang. Sebab, melanggar ketentuan Allah SWT justru akan membawa pelakunya kepada dosa dan kehinaan atas diri sendiri. Di samping itu, tidak tersedia keberkahan dari sisi Allah SWT atas hasil yang didapat dengan cara-cara melanggar aturan yang telah ditetapkan-Nya." (Diriwayatkan Imam Abu Ibnu Abu Al Dunya dan Imam Al Hakim dari hadits Ibnu Mas'ud Radhiyallahuanhu).

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya seseorang yang mencari penghidupan dengan mengumpulkan kayu bakar, lalu diikatkan pada punggungnya untuk kemudian di jual di pasar, jauh lebih baik daripada mengemis (minta-minta) kepada orang lain, baik diberi maupun tidak." (Diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Luqman Al Hakim pernah berpesan kepada putranya, "Wahai anakku, hendaklah engkau merasa kaya dengan usaha yang halal atas kemiskinan yang tengah menderamu. Sesungguhnya kemiskinan akan menimpa pada tiga perkara, yaitu karena tipisnya keimanan atau lemahnya pengetahuan agama, disebabkan lemah akalnya, dan menjadi hilang kehormatan diri karenanya. Di samping itu, kemiskinan yang terbesar dari ketiga perkara tersebut adalah, manusia yang memandang tidak berarti (tidak benar-benar memperhatikan) terhadap tiga perkara yang dimaksud."

Sayidina Umar bin Khattab Radhyialahu anhu pernah mengatakan, "Janganlah kalian duduk berpangku tangan dari mencari rezeki yang halal, dan hanya berdoa, 'Ya Allah, berilah aku rezeki.' Ketahuilah bahwa langit tidak akan menurunkan hujan emas maupun perak."

sumber : Dok Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement