REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi pada Selasa (14/10) mengatakan pembentukan negara Palestina menjadi kunci perdamaian bagi kawasan.
"Tanpa berdirinya negara berdaulat bagi Palestina, Israel tidak akan mencapai perdamaian," kata Safadi saat Konferensi Masa Depan Palestina yang berlangsung di Ankara pada Selasa.
Safadi mengatakan bahwa Israel hanya membawa kehancuran bagi kawasan.
"Israel tidak mencari perdamaian dan stabilitas bagi negara-negara di kawasan, karena mereka telah meluluhlantakkan Gaza dan memperluas agresinya melawan Lebanon," katanya.
"Israel sudah kalah dalam perang, baik secara politik maupun secara moral," ucap Menlu.
Diplomat itu menekankan bahwa tak ada satu pun truk bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza sejak 30 September di tengah perang yang terus bergulir di daerah kantong tersebut.
"Israel terus menggempur pengungsian, rumah sakit dan sekolah," katanya. "Israel memperluas kendali mereka di lebih banyak wilayah pendudukan Palestina, dengan membangun lebih banyak permukiman."
"Apa yang diperbuat Israel adalah kejahatan perang," katanya.
Situasi di kawasan semakin memanas akibat serangan bar-bar Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 42.300 orang, yang kebanyakan perempuan dan anak-anak, menyusul serangan kelompok perjuangan Palestina Hamas tahun lalu.
Konflik tersebut menyebar hingga ke Lebanon, di mana Israel melancarkan serangan mematikan di seluruh negeri yang menewaskan lebih dari 1.542 orang dan melukai lebih dari 4.555 lainnya sejak 23 September.
Kendati terdapat peringatan internasional bahwa kawasan Timur Tengah berada di ambang perang kawasan di tengah serangan gencar Israel terhadap Gaza dan Lebanon, Tel Aviv memperluas konflik dengan meluncurkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.
Sebelumnya, aksi protes serangan militer Israel terhadap Jalur Gaza dan Lebanon pecah di sejumlah kota besar Eropa pada Sabtu (12/10), dengan ratusan demonstran berkumpul di Stockholm, Paris, dan Berlin, menyerukan gencatan senjata segera.
Di Stockholm, para demonstran berkumpul di Odenplan. Mereka berbaris menuju parlemen Swedia sambil meneriakkan slogan-slogan seperti "Israel pembunuh, keluar dari Palestina" dan "Gencatan senjata segera dan tanpa syarat."