Rabu 30 Oct 2024 17:30 WIB

Sejumlah Negara Bentuk Koalisi Perlindungan Keanekaragaman Hayati di COP16

COP16 dapat menjadi titik balik dalam upaya melestarikan alam.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Logo COP16 Colombia
Foto: Wikimedia Commons
Logo COP16 Colombia

REPUBLIKA.CO.ID, CALI -- Di sela Pertemuan Keanekaragaman Hayati PBB (COP16), tuan rumah Kolombia meluncurkan koalisi bersama 20 negara lainnya untuk "berdamai dengan alam." Di pertemuan itu, pemimpin-pemimpin dunia juga memperingatkan kecepatan kerusakan lingkungan mengancam eksistensi manusia.

Pertemuan yang dihadiri hampir 200 negara sedang digelar di Cali. Pertemuan itu bertujuan untuk menetapkan langkah yang harus diambil untuk menahan laju kerusakan alam pada tahun 2030. Sementara, aktivitas manusia, perubahan iklim, dan polusi merusak keanekaragaman hayati.

Negara-negara yang bergabung di koalisi itu berasal dari empat benua termusuk Meksiko, Swedia, Uganda, dan Cili tapi tidak satu pun dari Asia-Pasifik. Koalisi terbuka pada negara yang sepakat menetapkan prinsip-prinsip yang bertujuan mengubah hubungan manusia dengan alam, untuk hidup harmoni dengan lingkungan.

Dalam pembukaan COP16, enam presiden dan lebih dari 100 menteri negara memperingatkan kerusakan alam akan menghilangkan eksistensi manusia. "Kita berada di awal era kepunahan manusia, saya kira saya tidak melebih-lebihkan," kata Presiden Gustavo Petro, Selasa (29/10/2024) lalu.

Petro mengatakan dunia tidak bisa menunggu profit untuk menyelamatkan alam dan pasar tidak akan menyelamatkan manusia. Ia menambahkan nilai kehidupan harusnya lebih tinggi dari uang. "Alam adalah kehidupan. Namun, kita malah berperang melawannya. Perang yang tidak akan ada pemenangnya, seperti inilah krisis eksistensial," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Para pemimpin dunia mengatakan COP16 dapat menjadi titik balik dalam upaya melestarikan alam. Dalam pertemuan sebelumnya negara-negara menetapkan 23 target untuk mengatasi kerusakan alam pada tahun 2030 termasuk memobilisasi dana sebesar 200 miliar dolar AS per tahun untuk konservasi dan pelestarian 30 persen darat dan laut di bumi.

Namun, dalam pertemuan di Cali negara-negara masih belum menyepakati bagaimana memperluas agenda penyelamatan keanekaragaman hayati. Sementara negosiasi mengenai bagaimana cara mengumpulkan dana mengalami kebuntuan.

Sejumlah negara mengumumkan akan menggelontorkan jutaan dolar AS dalam komitmen baru untuk pendanaan global yang bertujuan melestarikan keanekaragaman hayati. Namun menurut pakar mengatakan dana yang sudah diumumkan masih kurang miliaran dolar AS.

"Hari ini kami dapat membuat perubahan, saya ingin meyakini kami dapat berubah dan dunia tidak akan berakhir," kata Presiden Ekuador Daniel Noboa. 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement