Jumat 01 Nov 2024 05:05 WIB

Kader Partai KIM Plus Membelot ke Pramono-Rano, Begini Respons Ketua Pemenangan RK-Suswono

KIM plus merupakan koalisi yang mengusung Ridwan Kamil-Suswono (Rido) di Jakarta.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Mas Alamil Huda
Ketua Tim Pemenangan Pasangan Rido, Ahmad Riza Patria, menggelar konferensi pers di Rumah Pemenangan Pasangan Rido, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Kamis (31/10/2024).
Foto: Bayu Adji Prihammanda/Republika
Ketua Tim Pemenangan Pasangan Rido, Ahmad Riza Patria, menggelar konferensi pers di Rumah Pemenangan Pasangan Rido, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Kamis (31/10/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah kader partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus dilaporkan mendukung Pramono Anung-Rano Karno di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024. Padahal, KIM plus merupakan koalisi yang mengusung Ridwan Kamil-Suswono (Rido) di Jakarta.

Ketua Tim Pemenangan Pasangan Ridwan Kamil-Suswono (Rido) Ahmad Riza Patria mengaku tidak ambil pusing ihwal masalah itu. Pasalnya, kader-kader yang merupakan mantan calon anggota legislatif (caleg) DPRD DKI Jakarta di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 itu dinilai tak memiliki banyak konstituen.

Baca Juga

"Itu adalah beberapa mantan caleg dari beberapa partai yang mungkin belum berhasil, yang memang perolehan suaranya masih kecil," kata dia di Rumah Pemenangan Pasangan Rido, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Kamis (31/10/2024) malam.

Ia mengaku telah melakukan penelusuran terkait kader-kader itu. Hasilnya, mantan caleg yang gagal lolos ke DPRD Provinsi DKI Jakarta itu rata-rata hanya memiliki ratusan suara di Pemilu 2024.

"Saya cek ada yang 192 (suara), ada yang 532 suara, sehingga memang masih jauh untuk dapat duduk di DPRD," ujar Riza.

Menurut dia, kemungkinan para kader itu memilih membelot dari sikap partai lantaran belum bisa lolos ke Kebun Sirih. Karenanya, para kader itu mencoba mencari peruntungan di tempat lain.

Meski begitu, Riza mengeklaim KIM plus tetap solid mendukung pasangan Rido. Ia menilai, sikap kader yang memilih untuk mendukung pasangan lain sama sekali tidak berpengaruh terhadap sikap partai. Apalagi, peran para kader yang membelot itu dinilai tidak signifikan.

"Jadi, tidak ada masalah. Ini juga terjadi kemarin di Pilpres juga, ada beberapa juga mantan caleg yang belum berhasil, atau yang belum mendapat kesempatan mungkin, memberikan dukungan pada pasangan lain. Itu biasa dalam demokrasi," kata dia.

Terkait sanksi untuk para kader itu, Riza menyerahkan kepada partai masing-masing. Sebab, setiap partai memiliki mekanisme masing-masing untuk mendisiplinkan anggotanya.

"Kita semua disiplin, tegak lurus pada peraturan perundang-undangan dan ketentuan AD/ART partai masing-masing. Setiap partai itu punya cara masing-masing untuk menyikapi apabila ada kader yang betul-betul tidak sejalan," kata dia.

Sebelumnya, Pramono dilaporkan melakukan pertemuan tertutup dengan tujuh politisi dari partai politik anggota KIM plus di kediamannya pada Kamis pagi. Tujuh politisi itu adalah Muhammad Ishaq (PPP), HM Nafiudin (Partai Nasdem), Ahmad Faisal (PSI), Firman Abdul Hakim (PPP), Riko (PAN), Ahmad Syukri (PKB), dan Redim Okto Fudin (PKB).

Tujuh politisi merupakan mantan calon anggota legislatif (caleg) DPRD DKI Jakarta di Pemilu 2024 itu menyatakan dukungannya untuk Pramono-Rano di Pilgub DKI Jakarta. Pasalnya, konstituen mereka memilih untuk mendukung pasangan calon (paslon) nomor urut 3 itu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement