Selasa 05 Nov 2024 04:00 WIB

Shalat Subuh dan Nikmat Melihat Allah

Nabi SAW berpesan, jangan menyerah dalam mendirikan shalat subuh dan maghrib.

Shalat (ilustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Shalat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Shalat subuh menduduki keistimewaan. Sebab, inilah salah satu momen shalat wajib yang membedakan antara kaum Muslimin sejati dan golongan munafik.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat Isya. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak” (HR Bukhari).

Baca Juga

Rentang waktu shalat subuh hanya sekitar satu jam. Biasanya, saat itu orang-orang masih mengantuk atau bahkan tertidur sebelum matahari terbit.

Melihat Allah

Di antara bentuk keistimewaan shalat subuh terlukiskan dalam hadis berikut.

Diriwayatkan, Jarir bin Abdullah RA berkata, "Kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW ketika melihat bulan purnama.

Rasulullah SAW bersabda, 'Sungguh, kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan (purnama) yang tidak terhalang dalam melihatnya. Apabila kalian mampu, janganlah kalian menyerah dalam melakukan shalat sebelum terbit matahari (subuh) dan shalat sebelum terbenam matahari (maghrib). Maka lakukanlah (shalat subuh dan maghrib).'"

Demikianlah, keutamaan yang besar menanti kaum Mukminin yang melaksanakan shalat subuh secara benar dan ikhlas. Maka, jangan lalaikan ibadah ini. Lebih bagus lagi, laksanakan pula shalat sunah sebelum (qabliyah) subuh. "Dua rakaat shalat sunah subuh lebih baik daripada dunia dan segala isinya” (HR Muslim).

Qabliyah subuh termasuk shalat yang tidak disunahkan untuk dikerjakan secara berjamaah.

Waktu pelaksanaannya adalah pada saat terbit fajar shidiq atau setelah azan subuh berkumandang. Ia dikerjakan sebanyak 2 (dua) rakaat.

Dalam sebuah ceramahnya di kanal resmi YouTube, Ustaz Adi Hidayat menyebutkan keutamaan atau ganjaran bagi mereka yang tidak pernah meninggalkan shalat qabliyah subuh.

“Orang yang shalat sunah dua rakaat sebelum subuh mendapatkan dunia dan seisinya. Ada yang menafsirkan itu hidupnya mudah. Ada yang menafsirkan pahala besar di akhirat nanti. Ada yang menafsirkan, kemudahan dalam hidup, kenyamanan dalam hidup; orang (lain) sakit, dia sehat; yang harusnya macet, dia lancar,” ujar dai yang akrab disapa UAH itu menjelaskan.

Ia juga mengingatkan, hadis Nabi Muhammad SAW itu mengisyaratkan kecilnya dunia ini bila dibandingkan dengan ketaatan kepada Allah. Mukmin yang memiliki kesadaran demikian sungguh sedang merasakan manisnya iman.

"Ada yang menafsirkan, dunia ini dijadikan kecil. Jadi, tidak lupa dengan dunia, nafsunya ditahan, takwanya naik," ujar UAH

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement