Jumat 22 Nov 2024 19:17 WIB

Kata Luhut Binsar Soal Masa Depan Nahdlatul Ulama

Luhut Binsar mengatakan Nahdlatul Ulama harus pimpin perdamaian Timur Tengah.

Luhut Binsar Pandjaitan.
Foto: Istimewa
Luhut Binsar Pandjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa Nahdlatul Ulama memiliki potensi besar dalam ikhtiar mengatasi konflik serta menciptakan perdamaian di Timur Tengah.

"PBNU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia dan dunia harus me-lead dalam upaya perdamaian Timur Tengah, dengan menggunakan pendekatan humanitarian Islam dan lintas agama, melibatkan berbagai pihak," kata Luhut di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Pernyataan Luhut tersebut disampaikan saat menjadi pembicara kunci pada diskusi panel "Humanitarian Islam dan Pendekatan Agama terhadap Perdamaian di Timur Tengah" yang digelar di Aula Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta, Jumat.

Luhut mengatakan kiprah NU telah aktif di berbagai forum global guna menyuarakan perdamaian dunia, mulai dari Konferensi Islam Asia Afrika di 1965 hingga kerja sama pada G20 atas Religion of Twenty (R20).

Menurutnya, dengan anggota lebih dari 100 juta, NU telah mencapai 18 kali lipat dari Ikhwanul Muslimin di Mesir. Dengan demikian, NU memiliki kekuatan politik yang besar, termasuk dalam penentuan arah politik nasional. Luhut dalam presentasinya juga memaparkan bahwa konflik Timur Tengah berpotensi memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan target pembangunan lainnya.

Ekspor, kata dia, berpotensi menurun akibat perlambatan ekonomi dunia. Impor meningkat seiring peningkatan harga komoditas, terutama minyak. "Inflasi berpotensi meningkat akibat kenaikan harga impor dan BBM. Konsumsi rumah tangga menurun akibat peningkatan inflasi.

Meningkatnya ketidakpastian mendorong capital outflow dan menurunkan minat investasi global," kata dia. Bagi Luhut, di tengah berbagai tantangan yang ada, dunia dan Indonesia, tidak bisa menanggung beban yang lebih besar lagi dari dampak perang, termasuk perang di Timur Tengah.

Penyelesaian perang yang lama dan potensi meluasnya skala perang di Timur Tengah berdampak signifikan tidak hanya terhadap ekonomi yang terlibat atau di kawasan, tetapi juga ekonomi dunia. Hal itu dapat berdampak pada peningkatan harga minyak, terganggunya rantai pasokan dunia, dan turunnya pertumbuhan ekonomi.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement