Selasa 03 Dec 2024 18:16 WIB

Muhibah ke Tiongkok, LPOI Jajaki Kerja Sama dengan Sejumlah Perusahaan

Delegasi LPOI bertemu dengan sejumlah otoritas di Tiongkok

Delegasi LPOI bertemu dengan sejumlah otoritas di Tiongkok
Foto: Dok Istimewa
Delegasi LPOI bertemu dengan sejumlah otoritas di Tiongkok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Tiongkok, Menyadari arti penting keberadaan komunitas muslim dunia dan strategisitas market global, serta mendasar pada relasi strategis Indonesia Tiongkok di masa lalu, kini dan masa mendatang, LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) sebagai Asosiasi Ormas Islam terkemuka Indonesia memandang penting untuk merajut "Peta Jalan Kerja Sama Tiongkok Berbasis Pendekatan Keagamaan".

Pendekatan Keagamaan sebagai soft power diplomasi untuk memperkuat konektivitas "People to People, Business to Business dan Cultural Understanding".

Baca Juga

LPOI di bawah kepemimpinan Prof KH Said Aqil Siroj melakukan muhibah persahabatan dan kerja sama multisektor di Tiongkok 1-6 Desember 2024.

Hal tersebut dilaksanakan sebagai upaya yang selaras dan merujuk serta mendukung kesepakatan antara Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Xi jinping dalam kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Tiongkok pada 8-10 November 2024 yang telah membuahkan sejumlah kesepakatan strategis di sektor ekonomi dan bisnis maupun politik luar negeri.

Dalam muhibahnya di Xiamen, Fuzhou, dan Shenzen Kiai Said bersama delegasi LPOI melakukan pertemuan bisnis, pertemuan sosial, pendidikan, dan pertemuan diplomatik penting lainnya.

Pada hari pertama kunjungannya Di Xiamen Tiongkok, demi dan untuk mewujudkan kemakmuran warganya dan masyarakat Muslim pada umumnya, LPOI telah berhasil merajut kemitraan strategis dengan para pihak dan mendatangani Letter of Intens (LOI) dengan perusahaan ekspor impor, perusahaan makanan dan minuman, dan perusahaan solar panel untuk bersama sama mengembangkan bisnis, edukasi, dan sosial partnership.

"Kerja sama dengan perusahaan ekspor impor dan perusahaan makanan dimaksudkan untuk membangun ekosistem halal di pasar Indonesia, pasar Tiongkok, dan pasar global. Termasuk di antaranya mewujudkan halal sertification, perdagangan dan investasi dalam produk dan bahan baku," ungkap Kiai Said, dalam keterangannya, Selasa (3/12/2024).

Kiai Said juga menjelaskan, tren pasar dan market share komunitas Muslim dunia dalam bidang food, fashion and entertainment sangatlah luas.

Organisasi-organisasi Islam tidak boleh hanya menjadi obyek saja, tetapi harus menjadi pelaku pasar yang bisa berkolaborasi dengan multistakeholders dunia, terutama dengan Tiongkok yang sangat powerfull.

Kang Said, mantan Ketua Umum PBNU menambahkan bahwa keberhasilannya dalam merajut kemitraan strategis tidak terlepas dari dukungan Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok di Indonesia dan keberadaan sahabat sahabat lama di tiongkok.

Mereka sangat dekat seperti keluarga, serta keterbukaan para pelaku usaha di Tiongkok, dan keramahan pemerintah lokal di Tiongkok dalam menyambut para tamu-tamunya. Kiai Said menuturkan bahwa pengusaha dan pemerintah Tiongkok sangat terbuka dan moderat untuk berkerjasama dengan siapa saja.

"Jadi, kalau ada branding negatif itu salah besar dan itu hanya propaganda pihak tertentu belaka," tutur dia. 

Pada Muhibahnya di Xiamen, selain menandatangani LOI dengan CLENERGY ENERGY ENGGINERING, CO LTD, XIAMEN INDOTAMA INFORMATION SERVICES CO LTD, XIAMEN ZHONGLONG IMPORT& EXPORT COMPANY, LPOI juga merancang rencana penetrasi market dan merancang sertifikasi halal dengan YINLU FOOD COMPANY serta melakukan gathering dengan Kepala Urusan Luar Negeri Pemerintah Xiamen untuk membangun Halal Ecosystem di Tiongkok dengan peran strategis dan keunggulan kompetitif masing masing pihak.

BACA JUGA: Mengapa Surat Al-Waqiah Berada Setelah Ar-Rahman, Apakah Ada Hubungan Antarkeduanya?

Demikian halnya membahas rancangan pengembangan Indonesia Tiongkok Cultural and Training Center yang telah diresmikan beberapa waktu lalu di Indonesia. Pada kesempatan yang sama, delegasi LPOI yang dipimpin Kyai Said Juga berkesempatan berdialog dengan pemimpin distrik (Desa) Tanah Merah dan mendiskusikan role model revitalisasi desa.

"Sudah saatnya komunitas Muslim dan organisasi organisasi Muslim di dunia dan di Indonesia pada khususnya untuk mengambil peran dan memainkan posisi strategisnya untuk membangun peradaban global melalui jalur budaya, jalur ekonomi, jalur pendidikan dan jalur sosial, sehingga keberadaan pendekatan keagamaan menjadi gatheway yang efektif bagi kemajuan umat manusia. Bukan menjadi sumber konflik dan perpecahan tetapi harus mampu menjadi lokomotif pertemuan peradaban bangsa bangsa di dunia." Tutup Kiai Said Doktor Lulusan Ummul Quro Madinah

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement