Jumat 06 Dec 2024 14:13 WIB

Kasus DBD di Cirebon Melonjak Capai 1.687 Kasus, Warga Diminta Waspada

Sebanyak enam penderita DBD di Cirebon meninggal dunia.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Petugas melakukan pengasapan (fogging) pada kawasan pemukiman padat penduduk (Ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas melakukan pengasapan (fogging) pada kawasan pemukiman padat penduduk (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Cirebon melonjak. Masyarakat pun diimbau untuk mewaspadai penyakit yang disebarkan oleh nyamuk Aedes  aegypti tersebut. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, sepanjang Januari hingga November 2024, kasus DBD di Kabupaten Cirebon mencapai 1.687 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak enam penderitanya meninggal dunia.

Jumlah itu mengalami lonjakan yang signifikan dibandingkan 2023. Pada tahun lalu, kasus DBD di Kabupaten Cirebon mencapai 728 kasus, dengan lima orang meninggal dunia.

Baca Juga

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Neneng Hasanah, mengakui adanya peningkatan kasus DBD pada tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk itu, pihaknya terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi mengenai pencegahan DBD. ‘’Kami meminta masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan DBD, dengan menjaga kebersihkan lingkungan masing-masing agar tidak ada jentik nyamuk,’’ ujar Neneng, Jumat (6/12/2024).

Untuk itu, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) harus digencarkan. Apalagi, saat ini sudah memasuki musim penghujan. Gerakan PSN bisa dilakukan melalui 3M Plus. Yakni, menguras, menutup dan mendaur ulang barang-barang yang bisa menjadi tempat penampungan air.

Sedangkan Plusnya, masyarakat melakukan langkah tambahan untuk mencegah DBD. Seperti misalnya, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sult dibersihkan, menggunakan kelambu saat tidur dan menanam tanaman pengusir nyamuk.

Dinkes Kabupaten Cirebon juga mendorong program satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik). Dengan demikian, pengawasan terhadap keberadaan jentik nyamuk di lingkungan rumah akan lebih optimal.

Selain upaya pencegahan, masyarakat yang anggota keluarganya  ada gejala panas disertai nyeri walaupun baru satu hari, juga diminta segera memeriksakannya ke fasilitas pelayanan kesehatan. Baik puskesmas maupun puskesmas pembantu. ‘’Jadi datang (ke fasilitas kesehatan) itu tidak dalam kondisi yang terlambat. Meski baru satu hari tapi dengan gejala yang mengarah ke DBD, langsung periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat,’’ kata Neneng.

Tidak hanya di rumah, Neneng juga meminta pencegahan terhadap DBD juga dilakukan di lingkungan sekolah. ‘’Sekolah-sekolah juga harus memperhatikan lingkungannya bersih atau tidak, ada air yang tergenang atau tidak, ada jentik atau tidak,’’ katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement