Selasa 25 Feb 2025 15:06 WIB

Israel Serang Tepi Barat, PBB: Kami Terkejut Menyaksikan Anak Jadi Target Kekerasan

Sekjen PBB prihatin dengan eskalasi kekerasan Israel di Tepi Barat.

Tentara Israel berjalan di depan warga Palestina yang mengungsi.
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Tentara Israel berjalan di depan warga Palestina yang mengungsi.

REPUBLIKA.CO.ID,HAMILTON -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dirinya prihatin dengan meningkatnya kekerasan dan operasi militer Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat, kata juru bicaranya pada Senin (24/2).

"Sekjen sangat prihatin dengan eskalasi kekerasan, serangan, dan operasi besar-besaran pasukan Israel di wilayah utara Tepi Barat, termasuk pengerahan tank Israel untuk pertama kalinya selama lebih dari dua dekade," kata Stephane Dujarric.

Baca Juga

Dia menambahkan bahwa Guterres juga "sangat prihatin dengan meningkatnya angka kematian, termasuk anak-anak, jumlah warga Palestina yang terlantar, dan kian luasnya penghancuran infrastruktur sipil."

Dia juga menekankan bahwa Sekjen PBB "terkejut melihat anak-anak terus menjadi korban kekerasan."

"Serangan dan kekerasan ini harus segera dihentikan," kata dia, menegaskan.

Dia mendesak Israel "menahan diri" dan "hanya menggunakan kekuatan mematikan jika benar-benar tidak terhindarkan."

Menurut Dujarric, Guterres dengan tegas menolak pernyataan pejabat Israel yang menunjukkan niat mereka "tetap berada di beberapa wilayah utara Tepi Barat yang diduduki dalam jangka waktu lama dan menolak kembalinya warga Palestina yang terusir ke rumah mereka.

Sekjen PBB disebutnya juga mendesak Israel untuk mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional dan hukum humaniter internasional, serta mengambil langkah-langkah untuk melindungi warga sipil dan menjamin keselamatan mereka.

Mengutip laporan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Dujarric menyinggung insiden penembakan terhadap seorang bocah perempuan 13 tahun di dekat kamp pengungsi Jenin oleh pasukan Israel.

Dia juga menyoroti situasi di Kota Qabatiya, Jenin, di mana penduduk diperintahkan untuk tidak keluar rumah, sementara buldoser Israel meratakan jalan-jalan dan menyebabkan pemadaman listrik di wilayah itu.

Sejak bulan lalu, tentara Israel telah melancarkan operasi militer di wilayah utara Tepi Barat yang menewaskan sedikitnya 60 warga dan membuat ribuan warga Palestina mengungsi.

Sejak Israel melancarkan agresi militer di Jalur Gaza pada Oktober 2023, sedikitnya 923 warga Palestina di Tepi Barat telah terbunuh dan hampir 7.000 lainnya terluka akibat serangan tentara dan pemukim ilegal Israel, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Mahkamah Internasional (ICJ) dalam putusannya Juli lalu menyatakan bahwa pendudukan Israel atas wilayah Palestina adalah tindakan ilegal dan menuntut Israel mengosongkan semua permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement