Kamis 15 May 2025 07:35 WIB

Muncul Wacana Pemberian Asuransi untuk Penerima MBG, Ini Penjelasan Kepala BGN

BGN kemungkinan akan melibatkan dua asosiasi asuransi.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Mas Alamil Huda
Siswa menyantap makanan saat pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Jati 03, Pulogadung, Jakarta, Rabu (7/5/2025).
Foto: Republika/Prayogi
Siswa menyantap makanan saat pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Jati 03, Pulogadung, Jakarta, Rabu (7/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wacana pemberian asuransi mencuat usai muncunya kasus siswa keracunan yang diduga akibat makan bergizi gratis (MBG) di berbagai daerah dalam beberapa Waktu terakhir. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan, asuransi untuk penerima manfaat program MBG itu masih sebatas wacana.

“Terkait dengan asuransi untuk penerima manfaat, ini masih dalam wacana karena produknya pun belum ada di Indonesia,” ujar Dadan saat memberikan keterangan pers di Gedung Ombudsman RI, Jakarta, Rabu (14/5/2025).

Baca Juga

Akan tetapi, dia menjelaskan, BGN telah berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) guna membahas wacana tersebut. Dia mengatakan, BGN kemungkinan akan melibatkan dua asosiasi asuransi, yakni yang berkaitan dengan asuransi umum serta jiwa.

Oleh karena itu, dia mengatakan, BGN belum membicarakan secara detail terkait mekanisme asuransi tersebut, termasuk berapa besar premi yang harus dikeluarkan penerima manfaat. “Jadi, belum sampai ke arah situ, dan terus terang kami kan belum secara intensif juga berbicara terkait ini dengan Presiden (Prabowo Subianto),” katanya.

Dengan demikian, dia mengatakan, saat ini BGN baru mengkaji usulan dari Komisioner OJK terkait mekanisme asuransi tersebut. BGN juga menunggu apakah diizinkan maupun ada mekanisme lain dari Presiden Prabowo Subianto.

Peristiwa keracunan diduga akibat MBG terjadi yang terjadi di berbagai daerah dalam beberapa waktu terakhir membuat sejumlah orang tua siswa merasa khawatir. Para orang tua berharap ada perbaikan serius terhadap aspek keamanan dan higienitas makanan yang disajikan.

Purwanti (42 tahun), salah satu orang tua siswa kelas 5 di SDN Bangka 01 Pagi Jakarta Selatan, mengaku program MBG meringankan beban harian. Namun, Purwanti tetap menuntut kualitas.

“Bisa dikaji ulang makanan yang akan disajikan ke anak-anak itu, jadi menunya itu istilahnya yang sehat terus bahan-bahannya juga harus fresh. Ya seharusnya seperti itu (ada monitoring) dan lebih ketat lagi, iya kan harus ada ahli gizinya,” katanya saat ditemui Republika, Rabu (14/5/2025).

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement