Rabu 23 Jul 2025 18:41 WIB

PPATK: Transaksi Keuangan Paling Banyak Ada di Jakarta, Termasuk Transaksi Judol

PPATK siap membantu Pemprov Jakarta menelusuri transaksi keuangan yang mencurigakan.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Mas Alamil Huda
Sejumlah barang bukti ditampilkan saat konferensi pers kasus judi online di Gedung Bareskrim Mebes Polri, Jakarta, Senin (20/1/2025).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah barang bukti ditampilkan saat konferensi pers kasus judi online di Gedung Bareskrim Mebes Polri, Jakarta, Senin (20/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan bahwa jumlah transaksi keuangan yang terjadi di Jakarta merupakan yang tertinggi se-Indonesia. Fakta itu dinilai sudah menjadi rahasia umum.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan, transaksi keuangan yang paling se-Indonesia itu terjadi di Jakarta. Termasuk, transaksi terkait judi daring atau online (judol) juga paling banyak terjadi di Jakarta.

Baca Juga

"Sebagai contoh misalnya ketika bicara judi online macam-macam itu, yang paling banyak ya DKI Jakarta," kata dia saat memberikan sambutan dalam kegiatan penandatanganan MoU antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta dan PPATK di Balai Kota, Rabu (23/7/2025).

Ia menyampaikan, berdasarkan data PPATK, terdapat lebih dari 600 ribu pemain judol di Jakarta pada 2024. Sementara itu, uang deposit yang disetor untuk bermain judol itu mencapai Rp 3 triliun dengan total transaksi mencapai 17,5 juta kali.

"Bisa dibayangkan perhatian yang harus kita, sumber daya yang harus kita lakukan untuk memberantas ini semua," ujar Ivan.

Ia menyebutkan, itu baru transaksi yang berkaitan dengan judol. Di luar itu, masih banyak transaksi yang mesti menjadi perhatian, termasuk narkotika, korupsi, penebangan liar yang terjadi di daerah yang kemudian mencucinya di daerah Jakarta, dan segala macam.

"Kalau ditanya dari sisi PPATK, di mana sih yang paling banyak transaksi di Indonesia itu? Jawabannya langsung enggak lebih dari satu detik ya di DKI. Di DKI Jakarta," kata dia.

Meski begitu, tingginya transaksi keuangan di Jakarta tidak selalu berbanding lurus dengan pelaku yang melakukan tindak pidana. Pasalnya, belum tentu orang yang melakukan transaksi itu adalah warga Jakarta.

Ivan mengatakan, pihaknya siap untuk membantu Pemprov Jakarta untuk menelusuri transaksi keuangan yang mencurigakan. "PPATK akan selalu siap membantu apapun yang dibutuhkan, khususnya terkait dengan data transaksi," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement