Jumat 05 Sep 2025 09:33 WIB

Trump Ganti Nama Departemen Pertahanan Jadi Departemen Perang, Ada Apa?

Departemen Perang pertama kali dibentuk oleh Presiden George Washington

Rep: Mg162/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Donald Trump didampingi Menteri Pertahanan Pete Hegseth berbicara di Gedung Putih, Washington, DC, Senin, 11 Agustus 2025.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Presiden Donald Trump didampingi Menteri Pertahanan Pete Hegseth berbicara di Gedung Putih, Washington, DC, Senin, 11 Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Donald Trump dijadwalkan menandatangani perintah eksekutif pada Jumat ini yang akan mengubah nama Departemen Pertahanan (Department of Defense) menjadi Departemen Perang (Department of War). Demikian menurut seorang pejabat Gedung Putih yang dikutip CNN.

Langkah ini sudah beberapa kali disampaikan oleh Trump dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth dalam beberapa hari terakhir, termasuk ketika Trump di Oval Office pekan lalu mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintahannya akan mengubah nama departemen tersebut.

Baca Juga

“Kita menyebutnya Departemen Pertahanan, tapi menurut saya, kita akan mengubah namanya,” kata Trump kepada wartawan pada 25 Agustus.

Trump menekankan bahwa nama baru mencerminkan kekuatan historis AS—mengacu pada kemenangan dalam Perang Dunia I dan II saat departemen masih bernama Department of War.

“Kita memenangkan Perang Dunia I, Perang Dunia II — saat itu namanya Departemen Perang, dan menurut saya, memang itulah seharusnya. Pertahanan hanyalah bagian dari itu, tapi saya merasa kita akan segera mengubahnya,” ujarnya. 

Meskipun perubahan resmi nama memerlukan persetujuan Kongres, Trump menyatakan keyakinannya bahwa Kongres—yang mayoritas dikuasai Partai Republik—akan mendukung inisiatif ini, atau bahkan bisa dilaksanakan tanpa persetujuan mereka.

Kabar soal perintah eksekutif pada Jumat pertama kali dilaporkan oleh Fox News. Saat berada di Fort Benning pada Kamis, Hegseth memberi isyarat bahwa perubahan nama akan diumumkan pada Jumat.

“Saya katakan, tunggu saja besok,” kata Hegseth ketika ditanya soal kemungkinan perubahan. “Ini soal kata-kata, soal gelar, soal budaya. George Washington mendirikan War Department. Kita lihat nanti.”

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement