Rabu 17 Sep 2025 19:57 WIB

Abdul Rahman Farisi: Stimulus 8+4+5 Harus Simple dan Melibatkan Pemda

Keberhasilan stimulus tidak hanya bergantung pada besarnya anggaran.

Politisi Golkar Abdul Rahman Farisi
Foto: Erdy Nasrul/Republika
Politisi Golkar Abdul Rahman Farisi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan program Paket Stimulus Ekonomi 8+4+5 sebagai bagian dari strategi pemulihan ekonomi nasional.

Program ini mencakup serangkaian kebijakan fiskal yang dirancang untuk mempercepat pertumbuhan, memperluas perlindungan sosial, dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja di tengah tekanan ekonomi global.

Baca Juga

Menanggapi peluncuran tersebut, Abdul Rahman Farisi, Sekretaris Bidang Kebijakan Ekonomi DPP Partai Golkar, menyampaikan bahwa keberhasilan stimulus tidak hanya bergantung pada besarnya anggaran, tetapi pada efektivitas transmisi kebijakan ke lapisan masyarakat yang paling membutuhkan. Ia menekankan pentingnya kesiapan kelembagaan dan pelibatan pemerintah daerah dalam pelaksanaan program.

“Saya menekankan transmisi kebijakan untuk sampai ke penerima, perlu ada kemudahan tapi tepat sasaran. Kesiapan kelembagaan dan pelibatan pemerintah daerah menjadi kunci agar stimulus ini tidak hanya berhenti di atas kertas, tapi benar-benar dirasakan masyarakat,” ujar mantan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin ini dalam pernyataan resminya.

Program stimulus 8+4+5 terdiri dari delapan inisiatif akselerasi yang dijalankan tahun ini, empat program lanjutan untuk tahun depan, dan lima kebijakan yang difokuskan pada penyerapan tenaga kerja. Beberapa komponen utama meliputi bantuan pangan, insentif pajak sektor pariwisata, subsidi jaminan sosial bagi pekerja informal, serta program magang berbayar bagi lulusan baru.

Abdul Rahman juga mengingatkan bahwa stimulus ini harus menjadi momentum untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dan memperbaiki tata kelola anggaran. Ia mendorong agar pemerintah membuka ruang evaluasi publik dan memastikan bahwa setiap rupiah yang dibelanjakan menghasilkan dampak ekonomi yang nyata.

“Stimulus ini bukan sekadar respons fiskal, tapi harus menjadi bagian dari reformasi struktural yang lebih luas. Kita tidak bisa lagi bekerja dengan pendekatan parsial,” tegasnya.

Dengan pelibatan aktif pemerintah daerah dan penguatan kapasitas kelembagaan, ia berharap stimulus 8+4+5 dapat menjadi titik balik menuju ekonomi yang lebih inklusif dan berdaya tahan.

"Konsep stimulut fiskal ini mesti bisa mengadopsi Kebijakan Sumur Minyak Rakyat yang menjadi Kebijakan Menteri ESDM, jelas aspek regulasinya dan pelibatan UMKM serta pemerintah daerah," tegas Abdul Rahman.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement