Ahad 21 Sep 2025 07:05 WIB

China dan Taliban Satu Suara, Tolak Rencana Donald Trump Rebut Pangkalan Bagram

AS menginginkan kembalinya pangkalan udara penting Afghanistan tersebut.

Tentara AS ketika meninggalkan Bagram di utara Kabul, Afghanistan, pada 14 July  2011.
Foto: AP/Musadeq Sadeq
Tentara AS ketika meninggalkan Bagram di utara Kabul, Afghanistan, pada 14 July 2011.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Tiongkok dan Taliban mengecam pernyataan Presiden AS Donald Trump baru-baru ini tentang rencana merebut kembali kendali Pangkalan Udara Bagram di Afghanistan.

Trump mengeklaim sedang berunding dengan para pemimpin Afghanistan mengenai masalah ini, dengan alasan bahwa Washington membutuhkan pangkalan tersebut karena lokasinya yang dekat dengan infrastruktur nuklir utama Tiongkok.

Baca Juga

"Tiongkok menghormati kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas wilayah Afghanistan. Masa depan Afghanistan harus berada di tangan rakyat Afghanistan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, dalam sebuah pengarahan pada hari Jumat.

"Menimbulkan ketegangan dan konfrontasi di kawasan tidak akan ditoleransi," tambahnya.

Sehari sebelumnya, Zakir Jalaly, seorang diplomat di Kementerian Luar Negeri Afghanistan, mengatakan bahwa rakyat negaranya akan menolak kembalinya pasukan AS di wilayah mereka.

AS menginginkan kembalinya pangkalan udara penting Afghanistan tersebut.

Ia berpendapat bahwa Kabul dan Washington harus menjalin hubungan ekonomi dan politik yang saling menghormati "tanpa AS mempertahankan kehadiran militer di wilayah mana pun di Afghanistan."

Pangkalan yang dibangun Soviet tersebut berada di bawah Kementerian Pertahanan Afghanistan yang dipimpin Taliban setelah penarikan pasukan AS yang gagal dari Afghanistan pada tahun 2021, yang mengakhiri kehadiran selama dua dekade di negara itu. Trump menyebut penarikan pasukan tersebut, yang terjadi di bawah kepemimpinan pendahulunya, Joe Biden, sebagai "aib."

Trump juga menuduh Tiongkok menggunakan pangkalan tersebut, tanpa memberikan bukti. Kabul membantah klaim tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement