Jumat 03 Oct 2025 15:10 WIB

Anak Buah Purbaya Jelaskan Alasan Anggaran MBG di 2026 Melonjak 

Rencana alokasi anggaran untuk program MBG pada 2026 sebesar Rp335 triliun.

Rep: Eva Rianti / Red: Gita Amanda
Peserta Aksi yang tergabung dalam Suara Ibu Peduli Makan Bergizi Gratis (MBG) menggelar aksi di kawasan Monumen Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025). Dalam aksinya, mereka menyoroti sejumlah persoalan program MBG yang bermasalah diantaranya menimbulkan korban keracunan, standar kualitas yang rendah hingga risiko penyalahgunaan anggaran. Karena itu, mereka menuntut pemerintah untuk segera mengevaluasi secara menyeluruh program tersebut. Diantaranya penyaluran MBG dilakukan secara bertahap dan dimulai dari keluarga pra-sejahtera agar tepat sasaran, prioritas penyaluran MBG kepada keluarga di desa dan perkotaan yang rentan krisis pangan dan gizi hingga transparansi program yang melibatkan masyarakat sipil sebagai pengawas independen untuk meminimalisir praktik KKN dalam program tersebut.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Peserta Aksi yang tergabung dalam Suara Ibu Peduli Makan Bergizi Gratis (MBG) menggelar aksi di kawasan Monumen Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025). Dalam aksinya, mereka menyoroti sejumlah persoalan program MBG yang bermasalah diantaranya menimbulkan korban keracunan, standar kualitas yang rendah hingga risiko penyalahgunaan anggaran. Karena itu, mereka menuntut pemerintah untuk segera mengevaluasi secara menyeluruh program tersebut. Diantaranya penyaluran MBG dilakukan secara bertahap dan dimulai dari keluarga pra-sejahtera agar tepat sasaran, prioritas penyaluran MBG kepada keluarga di desa dan perkotaan yang rentan krisis pangan dan gizi hingga transparansi program yang melibatkan masyarakat sipil sebagai pengawas independen untuk meminimalisir praktik KKN dalam program tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rencana alokasi anggaran untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 2026 sebesar Rp335 triliun menimbulkan tanda tanya mengenai kemampuan Badan Gizi Nasional (BGN) dalam melakukan penyerapan anggaran. Pasalnya, pagu anggaran MBG pada 2025 sebesar Rp71 triliun saja baru terealisasi Rp13 triliun hingga Agustus 2025, dan bahkan BGN meminta tambahan anggaran sebesar Rp28 triliun baru-baru ini. 

Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal Perbendaharaan Astera Primanto Bhakti mengungkapkan alasan mengenai anggaran MBG yang meningkat tajam pada 2026 dibandingkan 2025, di tengah serapan anggaran yang minim. Ia tidak menyangsikan jika ada langkah evaluasi untuk mendalami hal itu. 

Baca Juga

“Kalau dilakukan evaluasi kita akan lakukan bukan cuma MBG, semua anggaran K/L semuanya dilakukan evaluasi. Cuman, kalau pertanyaannya ‘kok tahun depan lebih banyak’ ya karena target dan kebutuhannya jadi lebih besar,” ujar Astera Primanto yang lebih kerap disapa Prima kepada wartawan di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (3/10/2025). 

Target dan kebutuhan yang lebih besar itu, kata Prima, contoh soal ekspektasi jumlah sekolah serta jumlah siswa penerima manfaat program MBG pada tahun depan akan bertambah lebih banyak dibandingkan tahun ini. 

“Misalnya kita ngomong sekarang sekolahnya 100, tahun depan sekolahnya 400 ya otomatis duitnya jadi lebih banyak (yang dibutuhkan). Jadi, kita enggak ada ‘oh ini karena supaya bisa lebih banyak nih buat BGN’ enggak! Karena MBG kan program, dan MBG kan ada target, targetnya sekian orang,” terang Prima.

Di samping itu juga, Prima mengaku optimistis penyerapan anggaran program MBG pada tahun depan bisa lebih maksimal, seiring dengan semakin terbiasanya BGN ataupun pihak-pihak terkait dalam mengelola program MBG. 

“Dan tahun depan pasti sebetulnya secara administrasi dan bagaimana handling-nya kan kita sudah tambah ahli jadi kecepatan untuk pencairan saya rasa juga akan semakin baik,” tuturnya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement