Selasa 12 Nov 2013 20:24 WIB

Website Badan Intelijen Australia Lumpuh Diserang Peretas Indonesia

Rep: ahmad islamy jamil/ Red: Taufik Rachman
peretas
peretas

REPUBLIKA.CO.ID,SIDNEY-- Pakar siber menyatakan peretas Indonesia telah merusak website badan intelijen Australia, ASIS. Semenjak sepekan terakhir, seperti ditulis  Sidney Morning Herald, peretas Indonesia terus meningkatkan serangan 'balas dendam'.

Tindakan ini sebagai aksi balas dendam terhadap Australia yang melakukan tindakan mata-mata ke Indonesia. Bahkan hingga Senin sore (11/11), website ASIS masih tak bisa bekerja.

Direktur Eksekutif Institute Indonesia ICT, Heru Sutadi menegaskan serangan tersebut menyebabkan website ASIS berhenti bekerja.Pelaku serangan, ucap dia, adalah jaringan aktivis dunia maya yang menamakan diri Anonymous.

Mereka pertama kali menyerang pada Jumat petang.Selain Anonymous, beberapa kelompok peretas juga melakukan serangan siber. Akan tetapi, menurut dia, pelaku utama serangan terhadap ASIS adalah Security Down Team.

Sementara itu kelompok lain seperti The ISD Team, Indonesian Cyber Army dan Java Cyber Army berjanji akan terus melakukan serangan.Target utama mereka adalah situs milik Pemerintah Australia, termasuk lembaga keamanan nasional ASIO dan Departemen Kementerian dan Perdana Menteri.

Mengutip dari Fairfax Media, kelompok-kelompok tersebut tak bisa memaafkan tindakan Australia memata-matai Indonesia. Mereka mengatakan akan terus melakukan serangan. Hingga, ujar mereka, Australia meminta maaf dan berjanji menghentikan program itu.

Serangan membabi buta peretas asal Indonesia, ternyata tak hanya kepada situs pemerintah. Situs urusan bisnis, perdagangan hingga situs pendidikan. Bahkan peretas Indonesia juga menyerang situs bantuan bagi anak yang mengalami kanker.

Hal ini membuat peretas asal Australia memberi peringatan pada Kamis pekan kemarin (7/11). Mereka yang menyebut diri Anonymous Australia melalui video yang diunggah ke Youtube, mengingatkan kalau Indonesia telah menyerang situs yang tak bersalah.

Peretas asal Indonesia seharusnya hanya menyerang situs pemerintah dan ASIO. Bahkan Anonymous Australia siap membantu melawan pemerintah mereka yang tiran.Akan tetapi jika peretas asal Indonesia tetap menyerang situs-situs yang tak memiliki keterkaitan, maka Australia juga akan balas menyerang. ''Kalau kalian tak setuju maka rasakan kemarahan legiun kami,'' ungkap mereka di Youtube.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement