Selasa 27 Sep 2016 15:58 WIB

Puluhan Peretas Indonesia Diadu di Final Cyber Jawara

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Peretas (Ilustrasi)
Foto: VOA
Peretas (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sebanyak 20 tim dari berbagai kota berlaga di final kompetisi peretas (hackers) nasional Cyber Jawara di Bali. Para pemenang akan mewakili tim Indonesia di Cyber Sea Games tingkat Asia Tenggara.

"Cyber Jawara adalah ajang mengumpulkan potensi anak muda se-Indonesia yang memiliki kemampuan meretas (hacking) di atas rata-rata," kata Ketua Indonesia Security Incident Response Team On Internet Infrastructure (ID-SIRTII), Rudi Lumanto, Selasa (27/9).

Dua puluh tim yang berlaga di final terdiri dari 15 tim pemenang babak penyisihan via online dan lima tim undangan, di antaranya pada juara Cyber Jawara sebelumnya dari Kementerian Pertahanan. Lima tim undangan adalah Bolsel Cyber, HIU, Macan, Kang Parkir, dan Knocking Security.

Lima belas tim yang lolos ke babak final adalah Cilok Anget, Three Way Handshake, Al Kahfi, Indonesian Under Team, Polahi, Jagoan Mama, Gethuk, Nahi Munkar, Zapa Tista, Poe Crew, Cyber Art Creative, Raden Fatah Cyber Moslem, Raliable, Tim Petir, dan Ultra Team. Pemenang akan diumumkan Kamis (29/9) malam.

Para peretas diberi wadah untuk menyalurkan keahlian mereka membela pertahanan negara. Jika lolos di level Asia Tenggara, tim Indonesia akan mengkuti kompetisi serupa di Tokyo, Jepang untuk level Asia Pasifik dan di Las Vegas, Amerika Serikat untuk level dunia.

Tim dari Kementerian Pertahanan selama dua tahun berturut-turut menjawarai ajang kompetisi ini. Mereka terus mengembangkan kemampuan para peretasnya untuk mendukung pertahanan siber nasional. "Kami memiliki 150 personel andal yang fokus bekerja setiap hari dari beberapa angkatan," kata Kepala Badan Pendidikan dan Latihan Kementerian Pertahanan, Mayor Jenderal TNI Hastind Asrin.

Para peretas jagoan dari kalangan anak muda ini, kata Hastind diharapkan bisa membantu pertahanan siber nasional. Rata-rata siber nasional mengalami 89 juta serangan sepanjang Januari-Juni 2016.

Kompetisi Cyber Jawara menguji tiga jenis kemampuan. Pertama, kemampuan peserta mempertahankan server yang dimiliki sekaligus menyerang secara random 19 server lainnya yang digawangi oleh tim lawan (Computers Network & Defense atau CND). Kedua, kemampuan mencari kelemahan sistem yang diberikan panitia. Peserta diberi sejumlah range IP dan harus bisa menemukan titik lemahnya atau token. Uji ini dikenal biasanya dengan istilah Penetration Test (Pen Test).

Ketiga, kemampuan menyelesaikan masalah atau tantangan yang diberikan oleh panitia dengan tajuk Capture The Flag (CTF). Peserta akan dinilai kemampuannya dalam mengetahui apakah ada ekploitasi terhadap suatu sistem atau aplikasi, kemampuan kryptografi, kemampuan stegano, forensik digital, dan lain-lain.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement