REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mendorong kemunculan startup (usaha rintisan) di daerah-daerah, dalam memaknai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 yang dipusatkan peringatannya di Pulau Bali.
"Oleh karena itu, kami ingin mendorong startup daerah muncul dengan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) yang diselenggarakan di daerah-daerah. Mudah-mudahan mendorong riset ke depan semakin baik, prototipe makin baik dan inovasinya makin baik," kata Nasir di sela-sela pembukaan Kegiatan Ilmiah dan Rakornas Inovasi Nasional, di Denpasar, Senin.
Nasir mengemukakan, jika dilihat dari data sejak 2015 hingga saat ini jumlah startup di Indonesia sudah 1.350 buah, baik yang berskala besar, sedang dan kecil.
Dia mengklaim jumlah startup tersebut sudah cukup banyak dibandingkan dengan Iran, yang dalam 10 tahun (2004-2014) menghasilkan 1.000 startup.
Demikian pula dengan hasil riset perguruan tinggi di Indonesia, menurut Nasir, sekarang jumlahnya jadi yang tertinggi di Asia Tenggara.
Jika jumlah riset di Indonesia pada akhir 2014 hanya 5.250 dan saat itu Thailand 8.000, Singapura 18 ribu dan Malaysia 28 ribu, tetapi sekarang posisinya Malaysia 33.175 dan Indonesia 33.750.
"Jadi, kita sekarang tertinggi di Asia Tenggara. Paten Indonesia juga nomor 1 di Asia Tenggara sejumlah 2.675, Singapura 2.225 dan Malaysia di bawahnya," ucapnya.
Menurut Menristekdikti Mohamad Nasir, yang penting sekarang bagaimana meningkatkan kualitas riset makin baik karena tidak cukup jika jumlahnya saja yang makin banyak.
"Bantuan yang kami lakukan di Kemenristekdikti dengan menyelesaikan hulunya, sedangkan hilirnya saya harapkan industri yang memanfaatkan," ujarnya.