REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Lebih dari seratus pelajar SMA yang memiliki talenta dan bakat sebagai inovator ataupun maker dalam bidang science, technology, engineering, art dan math (STEAM) mempertunjukkan hasil kreasi dan inovasinya pada Innovation Fair 2016 (#INF2016), yang diselenggarakan oleh Sampoerna University di Jakarta.
Para pelajar yang berpartisipasi dalam acara ini adalah mereka yang pernah menjadi peserta dan telah terinspirasi oleh program Science Mathematics and Art Laboratory (SMART LAB), sebuah inisiatif dari Putera Sampoerna Foundation sejak 2013, yang didukung pula United States Agency for International Development (USAID) bekerja sama dengan Intel Indonesia, The New York Hall of Science (NYSCi), and Tuft University-New York.
Secara keseluruhan, program SMART LAB selama satu hari ini akan diikuti oleh 600 peserta, yang terdiri dari pelajar dan anggota komunitas sains di Jakarta dan sekitarnya.
“Dalam dua tahun masa penyelenggaraan, program SMART Lab telah berhasil menunjukkan hasil positif. Hal ini terlihat dari semakin bertambahnya minat para pelajar untuk bergabung dalam program STEM dan mempelajarinya melalui metode ajar yang inovatif, atraktif, dan dinamis,” ujar Dr Wahdi Salasi April Yudhi, rektor Sampoerna University.
“Hal tersebut pula yang kemudian mendorong terselenggaranya Innovation Fair 2016, di mana acara ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi para peserta program SMART Lab yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia untuk menampilkan berbagai inovasi di bidang teknologi yang telah mereka ciptakan,” sambungnya.
Menurut penjelasan Acting Mission Director USAID, Patrick Wilson, SMART LAB Innovation Fair mendapat dukungan pendanaan dari lembaga USAID sebesar 1,5 juta dolar, yang juga berkontribusi memberikan bantuan ide, technical assistance, dan mendukung kerja sama dengan universitas dan perusahaan dari Amerika.
“Sains, teknologi, inovasi, dan kemitraan merupakan elemen yang penting untuk menghadapi tantangan pembangunan. Melalui kerja sama yang terjalin antara institusi pendidikan tinggi di Indonesia dan Amerika, kami berupaya untuk menginsipirasi para pendidik untuk mengajarkan pendidikan STEM di dalam kelas, serta membekali mereka dengan keterampilan dan fasilitas yang lebih baik dalam mengajarkannya. Kami memberi pelatihan mengenai metode kreatif pengajaran dan menciptakan area bagi para maker di sekolah, dengan harapan dapat menumbuhkan keinginan para pelajar untuk aktif terlibat dan tertarik mengetahui lebih banyak lagi.”