REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hambatan utama dalam membentuk koloni baru di planet luar tata bukanlah teknologi. Seperti yang sudah diketahui, ada teknologi yang bisa menunjang kehidupan manusia di luar Bumi.
Beberapa di antaranya adalah temnologi untuk menumbuhkan makanan dengan bantuan bakteri yang sudah menjalank rekayasa genetik hingga teknologi untuk membuat bahan bakar hidrogen dari fotosintesis semi buatan.
Misi mencari planet berair.
Masalah yang paling menantang dalam membuat koloni baru di planet luar tata surya atau exoplanet adalah kekuatan tulang manusia. Alasannya, beberapa exoplanet memiliki gravitasi yang lebih besar dibandingkan Bumi.
Tim peneliti dari University of Zagreb di Kroasia telah melakukan penelitian mengenai besaran gravitasi maksimal yang bisa diterima dan ditahan oleh tulang manusia sebelum akhirnya patah dan otot menjadi tidak berguna. Dengan menggunakan model matematika, manusia yang sudah terlatih secara khusus mampu menahan gravitasi maksimum 5g.
Gravitasi sebesar 5g merupakan ambang batas atas gravitasi yang hanya bisa ditoleransi oleh sebagian kecil astronot saja. Sebagai perbandingan, besaran gravitasi di Bumi adalah 1g. Dengan besaran ini, benda di Bumi akan jatuh dengan kecepatan 9,8 m/s kuadrat. Gravitasi yang lebih besar dari 1g akan menarik tubuh ke bawah dengan kekuatan yang lebih besar dari di Bumi.
Peneliti mengatakan ada beberapa exoplanet yang memiliki gravitasi lebih besar dari 1g. Gravitasi yang lebih besar dari Bumi pada sebagian exoplanet inilah yang menjadi masalah dalam pembentukan koloni baru di exoplanet. Tak semua tulang manusia memiliki kekuatan yang baik dalam menahan gaya gravitasi yang besar.
Meski begitu, tim peneliti mengungkapkan ada tipe-tipe tubuh manusia tertentu yang mampu menghadapi gaya gravitasi yang besar dengan lebih baik. Hal ini diungkapkan oleh tim peneliti dalam suatu arXivpreprint baru.
"Kami menilai penelitian ini penting mengingat baru-baru ini ada cukup banyak exoplanet yang ditemukan," ungkap salah satu peneliti sekaligus associate professor dari University of Zagreb, Nikola Poljak PhD, seperti dilansir Inverse.
Poljak mengatakan dari 3.605 exoplanet yang terkonfirmasi per Januari 2018, sebanyak 469 di antaranya memiliki gaya gravitasi sebesar 5g. Berdasarkan analisis, planet dengan gaya gravitasi sebesar 5g bisa ditinggali tanpa harus menggunakan baju luar angkasa khusus.
Menurut Poljak, dibutuhkan gaya gravitasi sebesar 10g atau lebih untuk bisa mematahkan tulang manusia dalam kondisi berlari. Gaya gravitasi sebesar 5g memang akan memberi rasa tidak nyaman. Gravitasi sebesar ini dapat menyebabkan volume darah dan tekanan darah meningkat.
Kondisi ini juga dapat memicu terjadinya pusing, mual dan kelelahan. Meski tak nyaman, planet dengan gaya gravitasi sebesar 5g masih bisa ditinggali.
Poljak mengatakan tipe tubuh yang bisa bertahan dalam gaya gravitasi sebesar 5g di exoplanet adalah tipe tubuh yang sehat dan memiliki otot tubuh bagian bawah yang terlatih dengan baik. Alasannya, otot tubuh bagian bawah merupakan bagian terpenting untuk digunakan berjalan.
"Jika dipandang dari segi atlet, bayangkan pesepeda, atlet ice skating atau pelari jarak jauh," jelas Poljak.
Menurut Poljak, kemungkinan perbedaan gravitasi perlu dipertimbangkan ketika merencanakan koloni baru di exoplanet. Jika di masa depan manusia berhasil menemukan planet yang mirip dengan Bumi tentu akan lebih baik.
"Tetapi, jika ini tidak memungkinkan, kita perlu mempertimbangkan kondisi seperti apa yang bisa kita tinggali dalam jangka panjang, termasuk gravitasi di permukaan planet," tukas Poljak.
Poljak mengatakan temuan ini juga dapat membantu para ilmuwan salam mempersempit pencarian mengenai planet yang dapat menunjang kehidupan manusia. Dengan begitu, ilmuwab bisa menemukan planet yang bisa disinggahi manusia tanpa harus mengenakan baju luar angkasa khusus.
"Akan tidak praktis jika harus berjalan-jalan dengan menggunakan spacesuit Anda seumur hidup," papar Poljak.