Ahad 10 Jan 2016 23:32 WIB

Ekspatriat Galang Dana Konservasi Beruang Madu di Balikpapan

Red: Hazliansyah
Beruang Madu (ilustrasi)
Foto: wordpress.com
Beruang Madu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Para ekspatriat atau warga negara asing yang tinggal di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, mengumpulkan donasi dalam acara "Red Dress Run" untuk disumbangkan ke lembaga konservasi beruang madu dan hutan lindung Sungai Wain.

"'Surprise' juga, ini lebih kurang sama dengan 1.000 euro," kata Anneke Weeserik, ekspatriat asal Belanda yang menggagas Red Dress Run Balikpapan bersama Melle Annie-Jones dari Australia, di Balikpapan, Ahad.

Menurut Anneke, donasi sekitar Rp 15 juta itu terkumpul dalam waktu tak lebih dari dua jam saja.

"Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya buat semua pelari yang sudah menyumbang," tambah Melle Annie-Jones.

Menurut keduanya, sumbangan itu segera disampaikan ke Pro Natura, sebuah lembaga yang membantu Pemkot Balikpapan dalam konservasi beruang madu dan hutan lindung Sungai Wain.

Beruang madu (Helarctos malayanus) adalah satwa terancam punah yang dilindungi, yang menjadi maskot Kota Balikpapan. Binatang ini antara lain hidup liar di Hutan Lindung Sungai Wain dan sebagian kawasan hutan ini mengalami kebakaran selama hampir sebulan pada Oktober 2015.

Sesuai namanya, acara Red Dress Run memang mengharuskan peserta benar-benar berlari dengan berkostum gaun berwarna merah. Peserta memulai lari dari Hun's Cafe di kawasan Staal Kuda di tenggara Balikpapan pada sore hari. Sesuai cara "hash house harriers", peserta berlari mengikuti rute yang sudah dibuat sebelumnya, yang ditandai dengan tebaran kertas di tanah.

Rute itu melalui jalan-jalan kecil di permukiman warga di ujung Bandara Sepinggan, lalu memasuki hutan kecil dan semak belukar yang membatasi kawasan bandara dengan permukiman, dan keluar ke jalan besar ke Jalan Marsma R Iswahjudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement