Senin 07 Mar 2016 22:21 WIB

Masyarakat Diimbau Waspadai Potensi Peningkatan Leptospirosis

Red: Yudha Manggala P Putra
Leptospirosis
Foto: wikipedia.org
Leptospirosis

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau masyarakat mewaspadai potensi peningkatan wabah penyakit leptospirosis seiring masih tingginya curah hujan.

"Karena curah hujan masih tinggi wabah leptospirosis masih memiliki kemampuan menyebar," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Daryanto Chadorie di Yogyakarta, Senin (7/3).

Daryanto menyebutkan jumlah kasus leptospirosis di DIY selama periode Januari hingga Maret 2016 mencapai 23 kasus. Tertinggi terjadi di Kabupaten Bantul mencapai 15 kasus dengan jumlah pasien meninggal dunia mencapai 5 orang.

"Sehingga perlu kewaspadaan yang lebih karena tingkat kematiannya cukup tinggi," kata dia.

Leptospirosis atau infeksi akibat bakteri yang banyak berasal dari kencing tikus, menurut dia, kerap kali menjangkit manusia melalui makanan, atau minuman serta air yang mengenai luka pada kulit.

Oleh sebab itu, untuk menghindari timbulnya penyakit leptospirosis, ia mengimbau agar masyarakat meningkatkan kebiasaan hidup bersih dan sehat.

"Membiasakan mencuci tangan dengan sabun, melakukan respon aktif terhadap lingkungan yang kotor, dan membiasakan mengonsumsi air yang benar-benar dimasak mendidih?" katanya.

Sebelumnya? Koordinator Operasional Pos Klimatologi BMKG Yogyakarta Djoko Budiono menjelaskan untuk curah hujan selama Maret ini diperkirakan masih cukup tinggi. "Untuk pancaroba diperkirakan baru akan terjadi mulai April hingga Mei 2016," kata Djoko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement