Jumat 22 Jul 2016 23:52 WIB

Puluhan Pelajar Tulungagung Putus Sekolah karena Ekonomi

Red: Ilham
Drop out (Ilustrasi)
Foto: IST
Drop out (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menyebutkan jumlah pelajar yang putus sekolah di daerah tersebut selama tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 46 anak.

"Paling banyak siswa drop out (DO) pada jenjang pendidikan SMP/MTs, totalnya ada 26 siswa pada tahun ajaran kemarin," kata Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung Iswanto, Jumat (22/7).

Menurut Iswanto, banyak faktor yang mempengaruhi anak sehingga mereka putus sekolah atau DO. Salah satunya karena faktor ekonomi sehingga membuat anak terpaksa membantu orang tua bekerja ketimbang melanjutkan sekolah."Mungkin anaknya ingin melanjutkan dan orang tuanya sadar akan pentingnya pendidikan, tapi faktor biaya menjadi hambatan yang tidak bisa mereka atasi," ujarnya pula.

Kendati sudah ada program pendidikan gratis melalui bantuan operasional sekolah hingga beasiswa bagi siswa miskin, sejumlah kebutuhan tambahan diduga menjadi pertimbangan yang memberatkan orang tua atau wali siswa. "Seperti biaya jajan anak, transportasi apabila harus naik kendaraan umum, pakaian, sepatu, alat tulis dan lain-lain. Sekalipun anak itu masuk Kartu Indonesia Pintar, tapi kebutuhan hidup tidak ada hentinya. Faktor inilah yang mungkin menjadi hambatan," katanya pula.

Guna mengantisipasi hal itu, lanjut dia, Disdik Tulungagung kini berusaha membantu bagaimana sekolah bisa mengupayakan anak tetap melanjutkan pendidikan. Salah satu yang kini gencar dilakukan adalah bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) agar menghentikan anak untuk tidak bekerja.

"Pendidikan itu penting, apalagi pendidikan dasar harus diberikan mulai usia tujuh tahun hingga 15 tahun," kata Iswanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement