Rabu 08 Mar 2017 22:55 WIB

Indonesia Kekurangan Tenaga Insinyur Hingga 100 Ribu Orang

Red: Teguh Firmansyah
Insinyur (ilustrasi)
Foto: Pii.or.id
Insinyur (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Staf ahli Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Meristek-Dikti) Bidang Relevansi dan Produktivitas Agus Puji Prasetyono menyatakan jika Indonesia masih sangat kekurangan tenaga insinyur sekitar 50 ribu hingga 100 ribu orang.

"Kita di Indonesia ini masih sangat kekurangan insinyur dan peluncuran program studi program profesi insinyur (PSPPI) di UMI Makassar sangat membantu," ujar Agus Puji usai membuka program profesi insinyur Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Rabu.

Dia mengatakan, kekurangan tenaga insinyur di Indonesia itu karena kurangnya perguruan tinggi baik negeri maupun swasta (PTN/PTS) memiliki program profesi. Karenanya, pihaknya mendorong program profesi insinyur di Indonesia bisa terus dibuka di semua kampus atau universitas yang memiliki fakultas teknik (FT).

"Sebenarnya kita punya banyak sarjana teknik, tapi apakah mereka itu insinyur, belum tentu. Karena, profesi insinyur itu lebih spesifik," katanya.

Sebelumnya, berdasarkan data dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII), insinyur yang terdaftar di PII hanya 27 ribu, jumlah ini pun dianggapnya sangat sedikit.

Menurut dia, jika dikalkulasi untuk program pembangunan selama lima tahun mendatang, Indonesia masih kekurangan banyak insinyur karena penyebarannya juga tidak merata di semua daerah.

Ia menjelaskan, Indonesia yang saat sekarang ini terus gencar melakukan pembangunan disegala bidang terus tumbuh pesat, namun tidak disertai dengan tumbuhnya jumlah insinyur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement