Senin 26 Feb 2018 19:07 WIB

Sandiaga: Pipanisasi Limbah DKI di Bawah Tiga Persen

Sandiaga menargetkan seluruh rumah di Jakarta terhubung pipanisasi limbah

Rep: Sri Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Para pekerja menata batu kali saat memperbaiki tanggul waduk Setia Budi, Jakarta Pusat, Ahad (26/1). (
Para pekerja menata batu kali saat memperbaiki tanggul waduk Setia Budi, Jakarta Pusat, Ahad (26/1). (

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah berkunjung ke Jepang selama lima hari, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan seluruh rumah, area komersil dan industri harus terhubung dengan pipanisasi limbah. Namun, hingga kini program itu baru menjangkau kurang dari tiga persen dari keseluruhan area.

"Ternyata di Tokyo sudah 100 persen rumah, kantor, area komersil, dan industri terhubung dengan limbah pipanisasi. Di Jakarta hanya kurang dari 3 persen per hari ini," kata Sandiaga di Balai Kota, Senin (26/2), ketika memaparkan hasil kunjungan di Jepang.

Pernyataan ini muncul saat Sandiaga menceritakan kunjungannya ke pusat pengolahan air limbah di Kasai Reclamation Center. Ia mengatakan, pengelolaan air limbah di Jepang sudah sangat maju dan didukung dengan teknologi yang baik.

Ia menceritakan, dengan teknologi lama, proses sterilisasi air limbah memerlukan waktu hingga 12 jam. Namun, dengan menggunakan mikroorganisme dan mikroba tertentu, proses ini dapat dipercepat dari 12 jam menjadi satu menit.

Teknologi ini tak hanya digunakan untuk menjernihkan air di rumah, perkantoran, dan area bisnis. Di Jepang, teknologi tersebut juga dipakai untuk mengolah limbah sebelum masuk ke sungai, danau, maupun muara.

"Keluar airnya sudah sangat jernih, (walaupun) memang belum bisa diminum," kata dia.

Kepala Biro Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Dinas Tata Ruang DKI, Vera R. Sari, membenarkan bahwa pipanisasi limbah di DKI baru mencapai 2,8 hingga 3 persen. Air limbah yang diolah berada di Waduk Setiabudi. "Itu melayani area perkantoran," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement