Selasa 19 Jun 2018 16:30 WIB

Kekeringan Mulai Melanda Desa di Cilacap

Masalah kekeringan menjadi bencana rutin tahunan.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Muhammad Hafil
Kekeringan. Ilustrasi
Foto: Foxnews
Kekeringan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  CILACAP -- Sebagian warga desa di wilayah Kabupaten Cilacap mulai mengalami kekeringan. Data dari BPBD setempat mengungkapkan, hingga saat ini sudah ada tujuh desa di tiga kecamatan yang mendapat pasokan air bersih.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Martono, menyebutkan
warga desa yang sudah mengalami kesulitan mendapatkan air bersih antara
lain warga Desa Binangun Kecamatan Bantarsari, Desa Bringkeng, Ujungmanik,
Bojong, Grugu dan Desa Sidaurip Kecamatan Kawunganten, serta Desa Patimuan
Kecamatan Patimuan.

''Total jumlah warga yang terdampak kekeringan di 7 desa itu ada sebanyak 3.598 jiwa yang berasal dari 776 KK. Sejak awal bulan ini, mereka sudah mendapat pasokan air bersih secara periodik,'' jelasnya, Selasa (19/6).

Bahkan dia menyebutkan, selama libur lebaran ini, pihaknya juga masih
melakukan droping air bersih ke desa-desa tersebut. Droping air dilakukan dengan menggunakan lima mobil tangki yang berasal dari BPBD 2 unit, PDAM 2 unit, dan 1 mobil tangki dari PMI yang masing-masing berkapasitas 5000 liter.

''Hingga saat ini, kami sudah memasok air sebanyak 19 tanki dengan kapasitas 5.000 liter per tangki. Termasuk hari ini, kita mengirim pasokan air ke Desa Ujungmanik Kecamatan Kawunganten,'' jelasnya.

Dia menyebutkan, masalah kekeringan memang sudah menjadi bencana rutin yang
terjadi setiap tahun pada musim kemarau. Desa-desa yang mengalami kekeringan, juga merupakan desa-desa yang sudah menjadi langganan mengalami kekeringan.

Untuk itu, Pemkab Cilacap sudah mengantisipasi bencana ini dengan menerbitkan Keputusan Bupati Cilacap tentang status Siaga Darurat Bencana Kekeringan. Dalam surat keputusan bernomor 360/328/39 tahun 2018 tersebut dijelaskan, satus Siaga Darurat Kekeringan ini akan berlangsung selama empat bulan hingga pertengahan Agustus 2018 mendatang.

Martono mengakui, dari pendataan dampak kekeringan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, di seluruh Kabupaten Cilacap ada 48 desa di 14 kecamatan yang masuk kategori rawan kekeringan.

Namun dia berharap, kemarau kali ini tidak menyebabkan seluruh desa yang
berpotensi mengalami kekeringan, benar-benar mengalami kesulitan air bersih. ''Dari penjelasan BMKG Cilacap, musim kemarau tahun ini diperkirakan berlangsung normal sehingga kemarau tidak berlangsung terlalu lama. Mudah-mudahan saja, jumlah desa yang terdampak kekeringan tidak semakin meluas,'' katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement