Senin 01 Apr 2019 09:17 WIB

Tarif MRT Diskon 50 Persen, Ini Alasan Anies

Tarif MRT didiskon 50 persen selama satu bulan penuh.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Teguh Firmansyah
Warga antre untuk menaiki kereta MRT pada hari terakhir periode gratis di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Ahad (31/3/2019).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warga antre untuk menaiki kereta MRT pada hari terakhir periode gratis di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Ahad (31/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Moda Raya Terpadu (MRT) per 1 April 2019 resmi beroperasi secara komersial. Selama satu bulan penuh, tarif MRT akan diberi potongan harga atau diskon sebesar 50 persen.

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, diskon diberikan karena MRT Jakarta belum seluruhnya beroperasi.

Baca Juga

"Sebenarnya secara operasional juga belum, belum lengkap. Karena Ratangga yang beroperasi ada delapan dari 16. Jadi hari ini masih beroperasi dengan separuh kapasitas," ujar Anies usai menaiki MRT Jakarta di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (1/4).

Ia melanjutkan, ketika sudah beroperasi penuh, 16 Ratangga atau rangkaian MRT akan dioperasikan. Maka headway atau waktu keberangkatan MRT bisa setiap lima menit sekali. Sementara, saat ini headway masih setiap 10 menit.

photo
Warga antre untuk menaiki kereta MRT pada hari terakhir periode gratis di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Ahad (31/3/2019).

Anies juga mengatakan, tarif MRT yang didiskon 50 persen sesuai aspirasi Komisi B DPRD DKI Jakarta. Komisi B menyampaikan, agar warga mendapatkan keistimewaan dengan adanya MRT Jakarta ini. Untuk itu, Pemprov DKI memberikan potongan tarif MRT sampai kapasitas MRT beroperasi secara penuh.

"Dan ini juga sesuai dengan aspirasi Komisi B ya. Komisi B menyampaikan aspirasi untuk warga ada privilege. Nah kita berikan dalam bentuk diskon 50 persen sampai beroperasi dengan full kapasitas," kata Anies.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menambahkan, selama satu bulan ini menjadi fase sosialisasi MRT Jakarta dengan diberlakukannya tarif. Ia mengatakan, saat ini masyarakat masih dalam tahap memilih transportasi umum yang akan digunakan.

"Masyarakat juga masih mau pilih yang mana, kenapa kita satu bulan ini adalah fase untukk sosialisasi, pengenalan lebih jauh," tutur William.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement