Kamis 08 Oct 2020 17:22 WIB

Wiku: Kasus Aktif di 13 Kabupaten/Kota Masih Tinggi

ke-13 daerah itu diminta terus melakukan pengawasan protokol kesehatan yang ketat.

Rep: Dessy Suciati Putri/ Red: Yudha Manggala P Putra
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. Ilustrasi
Foto: istimewa
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 menyoroti 13 kabupaten/kota yang masih memiliki jumlah kasus aktif yang mencapai lebih dari seribu kasus. Ke-13 kabupaten/kota tersebut merupakan daerah dengan penduduk yang cukup padat dan merupakan kota-kota besar di Indonesia.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, kasus di 13 kabupaten/kota tersebut bahkan menyumbang 30 persen dari total aksus aktif di Indonesia.

“Yang perlu menjadi perhatian adalah masih ada 13 kabupaten/kota dengan kasus lebih daripada 1.000. Dan 13 kabupaten/kota tersebut adalah relatif semuanya kota-kota besar,” ujar Wiku saat konferensi pers, Kamis (8/10).

Mereka di antaranya Bekasi, Bogor, Kota Medan, Jakarta Utara, Kota Jayapura, Kota Padang, Jakarta Pusat, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Pekanbaru, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.

Wiku pun meminta agar ke-13 daerah tersebut terus melakukan pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan dengan ketat di seluruh sektor yang telah kembali berjalan. Kendati demikian, lanjut Wiku, jumlah kasus aktif di Indonesia tiap pekannya kini cenderung terus menurun.  

Jika dibandingkan pada awal pandemi, kasus aktif di Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan dari 91,26 persen pada Maret lalu menjadi 21,05 persen pada awal Oktober ini.

“Dan dari 514 kabupaten kota tersebut, proporsi terbanyak adalah kabupaten kota dengan 1-50 kasus aktif. Artinya paling banyak adalah 50 kasus aktif, itu ada 325 kabupaten kota atau 63 persen dari total keseluruhan kabupaten kota di Indonesia,” jelas dia.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَتَجِدُوْنَ اٰخَرِيْنَ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يَّأْمَنُوْكُمْ وَيَأْمَنُوْا قَوْمَهُمْ ۗ كُلَّ مَا رُدُّوْٓا اِلَى الْفِتْنَةِ اُرْكِسُوْا فِيْهَا ۚ فَاِنْ لَّمْ يَعْتَزِلُوْكُمْ وَيُلْقُوْٓا اِلَيْكُمُ السَّلَمَ وَيَكُفُّوْٓا اَيْدِيَهُمْ فَخُذُوْهُمْ وَاقْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ ۗ وَاُولٰۤىِٕكُمْ جَعَلْنَا لَكُمْ عَلَيْهِمْ سُلْطٰنًا مُّبِيْنًا ࣖ
Kelak akan kamu dapati (golongan-golongan) yang lain, yang menginginkan agar mereka hidup aman bersamamu dan aman (pula) bersama kaumnya. Setiap kali mereka diajak kembali kepada fitnah (syirik), mereka pun terjun ke dalamnya. Karena itu jika mereka tidak membiarkan kamu dan tidak mau menawarkan perdamaian kepadamu, serta tidak menahan tangan mereka (dari memerangimu), maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka di mana saja kamu temui, dan merekalah orang yang Kami berikan kepadamu alasan yang nyata (untuk memerangi, menawan dan membunuh) mereka.

(QS. An-Nisa' ayat 91)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement