Rabu 21 Apr 2021 17:31 WIB

10 Pemicu Cinta Allah SWT kepada Hamba Menurut Ibnu Qayyim

Allah SWT memberikan cintanya kepada hamba-hamba yang beriman

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Allah SWT memberikan cintanya kepada hamba-hamba yang beriman. Ilustrasi ampunan
Foto: Republika
Allah SWT memberikan cintanya kepada hamba-hamba yang beriman. Ilustrasi ampunan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setiap hamba ingin senantiasa ingin dicintai Rabb-Nya. Namun apa yang menjadi sebab Allah ﷻ mencintai hamba-Nya? 

Dikutip dari laman Islamweb pada Rabu (21/4), menurut Ibnu Qayyim dalam Madarij As-Salikin Bain Manazil Iyyaka Na’budu Wa Iyyaka Nasta’in, terdapat 10 sebab yang mendatangkan cinta Allah ﷻ, berikut rinciannya: 

Baca Juga

1. Membaca Alquran dengan merenungi dan memahami maknanya. Ini sebagaimana seseorang memahami sebuah buku, dan bagaimana dapat memahami maksud dari penulis tersebut. Begitu pula dengan Alquran 

2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah sunnah setelah mengerjakan ibadah wajib 

3. Senantiasa mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik dengan hati dan lisan, amalan dan keadaan dirinya 

4. Lebih mencintai Allah dibandingkan hawa nafsunya. Senantiasa meningkatkan kecintaannya meskipun kesulitan 

5. Merenungi, memperhatikan dan mengenal kebesaran nama dan sifat Allah. Barangsiapa mengenal Allah dengan benar melalui nama, sifat dan perbuatan-Nya, maka dia pasti mencintai Allah 

6. Memperhatikan kebaikan, nikmat, dan karunia Allah yang telah Dia berikan kepadanya baik nikmat lahir maupun batin

7. Seluruh hatinya diserahkan kepada Allah saat melakukan ketaatan 

8. Menyendiri dengan Allah saat Dia turun ke langit dunia dengan beribadah dan meminta kepada-Nya. Kemudian melakukan istighfar dan bertaubat 

9. Duduk bersama orang yang mencintai Allah, dan mengambil kata-kata mereka seperti buah yang begitu nikmat 

10. Menjauhi segala sebab yang dapat menghalangi antara dirinya dengan AllahSWT.

 

Sumber: islamweb

 

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاتَّبَعُوْا مَا تَتْلُوا الشَّيٰطِيْنُ عَلٰى مُلْكِ سُلَيْمٰنَ ۚ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمٰنُ وَلٰكِنَّ الشَّيٰطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَآ اُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوْتَ وَمَارُوْتَ ۗ وَمَا يُعَلِّمٰنِ مِنْ اَحَدٍ حَتّٰى يَقُوْلَآ اِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۗ فَيَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُوْنَ بِهٖ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهٖ ۗ وَمَا هُمْ بِضَاۤرِّيْنَ بِهٖ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَيَتَعَلَّمُوْنَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۗ وَلَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنِ اشْتَرٰىهُ مَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۗ وَلَبِئْسَ مَاشَرَوْا بِهٖٓ اَنْفُسَهُمْ ۗ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir.” Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan, dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan sungguh, mereka sudah tahu, barangsiapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Dan sungguh, sangatlah buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, sekiranya mereka tahu.

(QS. Al-Baqarah ayat 102)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement