REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja industri perhotelan diperkirakan akan membaik pada kuartal IV 2021. Hal tersebut didukung oleh kondisi pandemi Covid-19 yang mulai terkendali sehingga dilonggarkannya level PPKM secara bertahap.
"Relaksasi PPKM akan sedikit membantu mengembalikan tingkat hunian hotel ke level sebelum pandemi," kata pengamat properti sekaligus Senior Associate Director of Research Colliers International Ferry Salanto, Rabu (6/10).
Seiring dengan gencarnya program vaksinasi, pemerintah juga telah mempersiapkan pembukaan pintu bagi wisatawan asing pada Oktober. Hal ini dinilai akan berdampak positif bagi pertumbuhan tingkat okupasi hotel.
Di sisi lain, Ferry melihat akan terjadi peningkatan permintaan untuk bepergian, dimana permintaan tersebut belum tersalurkan akibat diterapkannya PPKM. Untuk itu, pelaku pariwisata khususnya di Bali harus bersiap menghadapi kenaikan permintaan ini.
Ferry mengakui kinerja industri perhotelan hingga pada kuartal ketiga cukup tertekan akibat gelombang kedua Covid-19 yang mengakibatkan diberlakukannya PPKM Darurat. Pada Juli lalu, pengetatan PPKM tersebut berdampak signifikan terhadap penurunan kinerja hotel di Bali.
"Hotel di Bali masih struggling dengan rata-rata pengunjung hanya 50 setiap bulannya. PPKM Darurat membuat banyak wisatawan terutama lokal yang membatalkan kunjungan ke Bali," kata Ferry.
Untuk meningkatkan kembali jumlah kunjungan setelah pelonggaran PPKM ini, menurut Ferry, pemilik hotel harus lebih fokus meningkatkan standar kebersihan dan kesehatan (CHSE). Strategi ini bisa menjadi nilai jual ke pengunjung.
Selain itu, pemeilik hotel harus bisa memanfaatkan teknologi untuk mempromosikan hotel dengan menggunakan medua sosial. Pemilik hotel juga dapat mengoptimalisasi situs dan mesin pencari di internet sehingga selalu menjadi yang teratas pada situs pencarian.
