Rabu 07 Sep 2022 17:04 WIB

Truss Hilangkan Pria Kulit Putih di Kementerian Utama Inggris

Jajaran atas bisnis, peradilan, dan PNS masih didominasi oleh kulit putih.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Liz Truss tiba di Kantor Pusat Konservatif di Westminster setelah memenangkan kontes kepemimpinan Partai Konservatif di London, Senin, 5 September 2022. Liz Truss akan menjadi Perdana Menteri baru Inggris setelah audiensi dengan Ratu Inggris Elizabeth II pada Selasa 6 September
Foto: AP/Kirsty Wigglesworth
Liz Truss tiba di Kantor Pusat Konservatif di Westminster setelah memenangkan kontes kepemimpinan Partai Konservatif di London, Senin, 5 September 2022. Liz Truss akan menjadi Perdana Menteri baru Inggris setelah audiensi dengan Ratu Inggris Elizabeth II pada Selasa 6 September

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris yang baru Liz Truss telah memilih kabinet tanpa pria kulit putih untuk menjabat posisi empat menteri penting. Keputusan ini menjadi momen pertama dalam sejarah Inggris.

Truss menunjuk Kwasi Kwarteng yang orang tuanya berasal dari Ghana sebagai menteri keuangan kulit hitam pertama Inggris. Sementara James Cleverly adalah menteri luar negeri kulit hitam pertama yang ibunya berasal dari Sierra Leone dan ayahnya berkulit putih.

Baca Juga

Suella Braverman yang orang tuanya datang ke Inggris dari Kenya dan Mauritius enam dekade lalu menggantikan Priti Patel sebagai menteri dalam negeri etnis minoritas kedua. Dia akan bertanggung jawab atas polisi dan imigrasi.

Keragaman yang berkembang sebagian berkat dorongan Partai Konservatif dalam beberapa tahun terakhir untuk mengajukan kandidat parlemen yang lebih bervariasi. Pemerintah Inggris sampai beberapa dekade yang lalu sebagian besar terdiri dari pria kulit putih.

Butuh waktu hingga 2002 bagi Inggris untuk menunjuk menteri kabinet etnis minoritas pertamanya ketika Paul Boateng ditunjuk sebagai kepala sekretaris Departemen Keuangan. Kemudian ditunjuk Rishi Sunak yang orang tuanya berasal dari India sebagai pendahulu Kwarteng dalam mengelola keuangan.

"Politik telah mengatur langkahnya. Kami sekarang memperlakukannya sebagai hal yang normal, keragaman ini," kata direktur lembaga pemikir non-partisan British Future yang berfokus pada migrasi dan identitas Sunder Katwala.

"Langkah perubahannya luar biasa," ujarnya,

Tapi, jajaran atas bisnis, peradilan, pegawai negeri dan tentara semuanya masih didominasi kulit putih. Terlepas dari kampanye keragaman partai, hanya seperempat dari anggota parlemen Konservatif adalah perempuan dan enam persen dari latar belakang minoritas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement