Varian Eris Mulai Dominasi Kasus Covid-19 di Inggris, Tanda Bahaya untuk Dunia?

Kemunculan varian Eris bertepatan dengan melonjaknya kasus Covid-19 di Inggris.

Pixabay
Lonjakan kasus Covid-19 (Ilustrasi). Kemunculan varian Eris telah mendorong terjadinya gelombang Covid-19 baru.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Varian SAR-CoV-2 baru, Eris, mulai mendominasi kasus Covid-19 di Inggris. Meski baru diklasifikasikan sebagai varian baru pada 31 Juli, Eris kini menjadi salah satu varian yang paling mendominasi kasus Covid-19 di negara tersebut.

Saat ini, kasus Covid-19 di Inggris masih didominasi oleh varian Arcturus dengan prevalensi mencapai 39,4 persen dari total kasus. Eris merupakan varian paling mendominasi kedua di Inggris dan diprediksi menyebabkan satu dari 10 kasus Covid-19.

Kemunculan varian Eris bertepatan dengan kembali melonjaknya kasus Covid-19 di Inggris. Menurut Zoe Health Study, kasus Covid-19 melonjak hampir 200 ribu kasus, dari 606.656 prediksi kasus pada 4 Juli 2023 menjadi 785.980 prediksi kasus pada 27 Juli 2023.

Baca Juga


Varian arcturus - (Dok Republika)


UK Health Security Agency (UKHSA) mengungkapkan bahwa varian Eris pertama kali mencuri perhatian pada 3 Juli 2023. Kala itu, varian Eris menjadi sorotan karena mengalami peningkatan yang signifikan di berbagai belahan dunia, khususnya di Asia.

Pada 10 juli 2023, sekitar 11,8 persen kasus Covid-19 di Inggris disebabkan oleh varian Eris. Kini, angka tersebut telah meningkat menjadi 14,6 persen dari total kasus Covid-19 di Inggris.

Varian Eris dikenal juga dengan nama EG.5.1. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memasukkan varian ini ke dalam daftar varian yang perlu dipantau. Seperti halnya Arcturus, varian Eris juga merupakan turunan dari varian Omicron.

Menurut Prof Christina Pagel dari Independent Sage, kemunculan varian Eris jelas mendorong terjadinya gelombang Covid-19 baru. Menurut Prof Pagel, gelombang ini akan dinahkodai oleh kedua turunan Omicron, yaitu Eris dan Arcturus.

Menurut Prof Pagel, memudarnya imunitas masyarakat dan buruknya cuaca turut mendukung terjadinya gelombang baru Covid-19. Alasannya, cuaca yang buruk membuat banyak orang lebih banyak menghabiskan banyak waktu di dalam rumah.

Penyebaran varian baru mungkin melambat selama musim panas ini karena sekolah libur dan banyak orang berwisata ke luar negeri. Akan tetapi, Prof Pagel memprediksi bahwa varian Eris akan mendominasi pada September mendatang saat anak-anak kembali bersekolah dan orang dewasa kembali bekerja.

"Dan kita mulai menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan," ujar Prof Pagel, seperti dilansir Independent pada Ahad (6/8/2023).

Terkait imunitas, Prof Pagel mengatakan sebagian besar orang mendapatkan vaksin terakhir mereka lebih dari 18 bulan yang lalu. Selain itu, banyak orang yang sudah melewatkan waktu berbulan-bulan sejak terkena Covid-19 terakhir kalinya. Artinya, kekebalan terhadap Covid-19 pada sebagian besar masyarakat mulai memudar.

"(Karena itu kita bisa melihat) gelombang baru bertumbuh lebih cepat (pada September)," jelas Prof Pagel.

Terlepas dari beragam prediksi ini, kepala Primary Care and Public Health di Imperial College London Prof Azeem Majeed menilai masyarakat tak perlu khawatir berlebih terhadap kemunculan varian Eris. Menurut Prof Majeed, peningkatan kasus yang terjadi belakangan ini merupakan hal yang lumrah ditemukan.

"Jumlah kasus akan berfluktuasi dan akan ada periode ketika jumlah kasus di Inggris meningkat," jelasnya Prof Majeed.

Menurut Prof Majeed, varian Eris telah terdeteksi di Inggris sejak pengujung 2021. Selain itu, WHO juga baru mengklasifikasikan Eris sebagai varian dalam pengawasan (VUM) bukan sebagai varian yang dikhawatirkan (VOC).

"Ini berarti kita perlu terus memantau EG.5.1 (Eris) untuk memahami dampak yang dia miliki, seperti (dampak terhadap) jumlah infeksi, perawatan di rumah sakit, dan kematian," ujar Prof Majeed.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler