Selasa 24 Mar 2020 14:35 WIB

Pengamat Dukung UN Dihapus Gara-Gara Corona

Penghapusan UN tak banyak berpengaruh pada mayoritas siswa.

Rep: Rizky Suryarandika / Red: Agus Yulianto
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat dari Komnas Pendidikan, Andreas Tambah, mendukung penghapusan Ujian Nasional (UN) tahun ini akibat pandemi virus corona. Penghapusan UN dianggap opsi yang bijak jika mempertimbangkan situasi sekarang.

Kasus positif corona di Indonesia sudah hampir mencapai 600 orang. Belum ada tanda-tanda corona bakal mereda setelah pemerintah menganjurkan pembatasan jarak sosial dan meliburkan sekolah, ibadah dan kantor.

"Mungkin ini langkah yang paling tepat mengingat wabah ini belum ada kepastian kapan berakhir. Dan untuk menjaga agar program tahun depan tidak begitu terganggu," kata Andreas pada Republika, Selasa (24/3).

Andreas menganggap, penghapusan UN tak banyak berpengaruh pada mayoritas siswa. Kebijakan ini juga sejalan dengan kegiatan sekolah dari rumah.

Jika UN dipaksakan, sementara siswa belajar dari rumah, maka dikhawatirkan sulit meraih nilai maksimal karena minim kegiatan belajar mengajar secara langsung.

"Bagi guru mungkin tidak ada dampak serius, hanya saja secara moral guru punya tanggungjawab. Bagi siswa tentu ini juga ada plusnya seperti tidak harus kerja keras di tengah ancaman Covid-19," ujarnya.

Andreas mengingatkan, otoritas di bidang pendidikan mempertimbangkan patokan apa yang digunakan sebagai pengganti UN tahun ini. Dengan begitu siswa tak dilanda kecemasan karena urung mengikuti UN.

"Kalau menurut saya tidak begitu berpengaruh, asalkan kebijakan guru dalam memberikan penilaian kepada peserta didik benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, tidak asal kasih nilai semacam penebusan dosa," ucapnya.

Sebelumnya, DPR dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sepakat pelaksanaan ujian nasional (UN) SMP dan SMA ditiadakan tahun ini. Sejumlah opsi pengganti nilai UN tengah dipertimbangkan agar memberi keadilan bagi para siswa.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement