REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencatat 95 persen perguruan tinggi di Indonesia sudah melakukan pembelajaran dari rumah. Hal ini sesuai Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.
Nizam menambahkan tidak semua perguruan tinggi memilik platform pembelajaran secara daring, oleh karena itu Ditjen Dikti memiliki program bernama Sistem Pembelajaran Daring Indonesia (SPADA). Program ini sebenarnya sejak lama dapat dimanfaatkan oleh perguruan tinggi untuk melakukan pembelajaran serta berbagi materi kuliah secara daring.
"Namun saat ini kita sedang memperkuat SPADA agar bisa di akses untuk perguruan tinggi yang belum mempunyai platform," kata Nizam, dalam keterangannya, Jumat (10/4).
Nizam menjelaskan masih diperlukan lagi pengembangan pembelajaran secara daring ini. Ia mengatakan, meskipun mahasiswa merasa puas dengan proses pembelajaran ini, namun pembelajaran interaktif secara langsung di dalam kelas masih jauh lebih baik.
"Untuk itu proses pembelajaran daring ini masih banyak yang harus di improvisasi," kata dia.
Selain itu, dalam masa pandemi ini mahasiswa bisa berkesempatan mengimplementasikan kebijakan Kampus Merdeka dengan baik. Ia mencontohkan dengan mengimplementasikan ilmu dan kompetensi mereka seperti membuat APD yang bisa diberikan apresiasi dalam bentuk SKS.
Perguruan tinggi lanjut Nizam, juga didorong untuk melaksanakan riset terapan. "Untuk mendukung proses pembelajaran dari rumah kita siapkan berbagai hal yang bisa mengakomodasi yang mendukung teman-teman dalam belajar dari rumah, serta program Kemendikbud juga mendorong perguruan tinggi untuk melakukan riset terapan di bidang mitigasi Covid-19," kata dia lagi.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang banyak diusung dunia pendidikan saat ini telah banyak diadopsi oleh perguruan tinggi. Ia mencontohkan di Indonesia, Universitas Terbuka sudah menerapkan PJJ sejak puluhan tahun yang lalu.
Ia menilai, sebenarnya PJJ bukan hal baru. Tetapi, pada kenyataannya masih banyak perguruan tinggi yang belum memanfaatkan pembelajaran daring ini. Namun, pada masa pandemi Covid-19 mulai banyak perguruan tinggi yang memanfaatkannya
Sementara itu, Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas) Ilham A. Habibie mengatakan pengajaran dan peserta didik belum berpartisipasi sepenuhnya dalam PJJ. Oleh karena itu, hal ini perlu dioptimalkan dengan berkomunikasi dengan operator telekomunikasi.
"Selain itu, distance learning ini perlu dioptimalkan dengan bekerjasama dengan operator telekomunikasi dalam menyediakan konektivitas yang menjadi bagian dari diskusi saat ini," kata Ilham.