REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Pada 2004, teleskop luar angkasa Hubble milik NASA menangkap gambar sebuah planet di luar tata surya atau eksoplanet yang berukuran besar. Badan Antariksa Amerika Serikat (AS) itu kemudian menamakan planet ini sebagai Fomalhaut b.
Penemuan menarik ini menjadi satu untuk pertama kalinya para ilmuwan dapat mengumpulkan gambar-gambar sebuah eksoplanet. Namun, dalam hasil tangkapan lebih baru dari teleskop, planet itu tampak seolah menghilang ke udara.
Dilansir New York Post, para peneliti saat ini berpikir planet itu sebenarnya tidak pernah ada sejak lama. Fomalhaut b dikatakan oleh para penliti dalam studi baru yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences kemungkinan adalah awan debu yang menyebar, dihasilkan dari tabrakan besar-besaran antara dua planetesimal.
Dengan kata lain, Fomalhaut b mungkin hanya sebuah ‘sampah’ di luar angkasa. Dalam studi terbaru ini, para peneliti juga menggambarkan apa yang mereka pikir terjadi pada planet yang telah lama hilang.
Selama bertahun-tahun, planet ini muncul dalam gambar sebagai massa samar yang mengorbit di sekitar bintang dengan jarak 25 tahun jauhnya dari Bima Sakti. Namun, seiring berjalannya waktu, gambar ini memudar.
Pada 2014, tidak ada penampakan planet pada teleskop luar angkasa manapun. Para peneliti kemudian meyakini apa yang sebenarnya mereka amati dalam gambar Hubble adalah dua benda dingin bertabrakan, meninggalkan massa debu yang mengesankan yang terlihat mirip dengan sebuah planet.
Dari dugaan tersebut para astronom memilih untuk melihat sisi baiknya. Planet ekstrasurya ini memang sepertinya tidak pernah ada sejak awal, namun setidaknya penjelasan alternatif yang disimpulkan seperti dalam studi terbaru ini sama menariknya.
“Tabrakan ini sangat jarang terjadi. Ini menjadi bukti baru dalam sebuah fenomena besar,” ujar Andras Gaspar, asisten peneliti di University of Arizona’s Steward Observatory dalam sebuah pernyataan.