Kamis 23 Apr 2020 13:50 WIB

Ilmuwan Temukan Eksoplanet Lalu Hilang

Ilmuwan berpikir eksoplanet itu sesungguhnya tidak pernah ada.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Astronom mendeteksi eksoplanet.
Foto: reuters
Astronom mendeteksi eksoplanet.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Pada 2004, teleskop luar angkasa Hubble milik NASA menangkap gambar sebuah planet di luar tata surya atau eksoplanet yang berukuran besar. Badan Antariksa Amerika Serikat (AS) itu kemudian menamakan planet ini sebagai Fomalhaut b.

Penemuan menarik ini menjadi satu untuk pertama kalinya para ilmuwan  dapat mengumpulkan gambar-gambar sebuah eksoplanet. Namun, dalam hasil tangkapan lebih baru dari teleskop, planet itu tampak seolah menghilang ke udara.

Baca Juga

Dilansir New York Post, para peneliti saat ini berpikir planet itu sebenarnya tidak pernah ada sejak lama. Fomalhaut b dikatakan oleh para penliti dalam studi baru yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences kemungkinan adalah awan debu yang menyebar, dihasilkan dari tabrakan besar-besaran antara dua planetesimal.

Dengan kata lain, Fomalhaut b mungkin hanya sebuah ‘sampah’ di luar angkasa. Dalam studi terbaru ini, para peneliti juga menggambarkan apa yang mereka pikir terjadi pada planet yang telah lama hilang.

Selama bertahun-tahun, planet ini muncul dalam gambar sebagai massa samar yang mengorbit di sekitar bintang dengan jarak 25 tahun jauhnya dari Bima Sakti. Namun, seiring berjalannya waktu, gambar ini memudar.

Pada 2014, tidak ada penampakan planet pada teleskop luar angkasa manapun. Para peneliti kemudian meyakini apa yang sebenarnya mereka amati dalam gambar Hubble adalah dua benda dingin bertabrakan, meninggalkan massa debu yang mengesankan yang terlihat mirip dengan sebuah planet.

Dari dugaan tersebut para astronom memilih untuk melihat sisi baiknya. Planet ekstrasurya ini memang sepertinya tidak pernah ada sejak awal, namun setidaknya penjelasan alternatif yang disimpulkan seperti dalam studi terbaru ini sama menariknya.

“Tabrakan ini sangat jarang terjadi. Ini menjadi bukti baru dalam sebuah fenomena besar,” ujar Andras Gaspar, asisten peneliti di University of Arizona’s Steward Observatory dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement