Jumat 02 Oct 2020 11:56 WIB

Kiat Pebisnis Kopi Bertahan Kala Pandemi

Pandemi Covid-19 memengaruhi bisnis kopi, namun ada peluang yang bisa dimanfaatkan.

Barista Andik Destanto meracik kopi di kedai kopi yang memanfaatkan sepeda kayuh sebagai kafe mini di jalan Mergosono, Malang, Jawa Timur, Sabtu (18/7/2020). Pemanfaatan sepeda kayuh sebagai kafe mini tersebut sengaja dilakukan Andik untuk sarana pengenalan kopi khas nusantara kepada masyarakat sekaligus menyalurkan hobi bersepeda dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Barista Andik Destanto meracik kopi di kedai kopi yang memanfaatkan sepeda kayuh sebagai kafe mini di jalan Mergosono, Malang, Jawa Timur, Sabtu (18/7/2020). Pemanfaatan sepeda kayuh sebagai kafe mini tersebut sengaja dilakukan Andik untuk sarana pengenalan kopi khas nusantara kepada masyarakat sekaligus menyalurkan hobi bersepeda dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 turut memberikan dampak signifikan bagi para petani dan pelaku bisnis kopi di Indonesia. Sebagai informasi, sektor kopi terus mengalami tantangan penurunan harga.

International Coffee Organization (ICO) dalam laporannya pada April 2020 menyebutkan bahwa penurunan produk domestik bruto dunia satu persen berkaitan dengan menurunnya permintaan kopi sebesar 0,95 persen atau setara dengan 1,6 juta kantong 1 berukuran 60 kilogram. Di Hari Kopi Sedunia yang jatuh pada 1 Oktober, Co-Founder dan CEO Otten Coffee Jhoni Kusno serta Robin Boe membagikan bagaimana pandemi Covid-19 memengaruhi bisnis kopi secara umum serta peluang yang dapat dimanfaatkan.

Baca Juga

Memanfaatkan platform digital

Aktivitas yang berpusat di rumah membuat masyarakat meningkatkan tren belanja daring, tak terkecuali saat berbelanja kopi. Di saat seperti sekarang ini, pengalaman meracik dan menyeduh kopi sendiri di rumah menjadi hobi baru yang cukup digandrungi para pecinta kopi, apalagi ditambah dengan mudahnya memesan dan mengakses berbagai resep kopi.

Mulai olah produk sebelum dipasarkan

Untuk menyiasati berkurangnya permintaan kopi di tengah pandemi saat ini, pelaku usaha dan petani kopi dapat mengolah terlebih dahulu produk mereka sebelum dijual ke pasar. Seperti misalnya pelaku usaha kopi bisa berinovasi dengan menjual kopi racikan yang bisa diseduh sendiri di rumah oleh konsumennya.

Tak hanya kopi racikan saja, pelaku usaha kopi juga bisa menjual bubuk atau biji kopi dan aneka camilan lainnya yang cocok untuk menemani minum kopi. Sementara itu, bagi produsen dan petani kopi juga dapat mengolah produknya agar bisa disimpan lebih lama.

Menjaga kebersihan

Menurut Jhoni, penting untuk selalu memastikan keamanan produk dan memberikan pemahaman yang tepat kepada konsumen mengenai keamanan produk kopi yang dijual, terlebih di masa pandemi.

Kopi merupakan salah satu komoditas pertanian penting yang menggerakkan roda perekonomian di berbagai negara, termasuk Indonesia melalui penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan. Jhoni dan Otten Coffe baru-baru ini juga mengajak masyarakat agar berpartisipasi mendukung keberlangsungan produktivitas kopi lokal lewat program Bibit Untuk Indonesia.

Bibit Untuk Indonesia adalah program pengadaan bibit untuk petani Single Origin Nusantara sekaligus bentuk dukungan Otten Coffee terhadap upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan industri kopi di tengah pandemi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement