Rabu 06 Jan 2021 06:50 WIB

Ingin Turun Berat Badan? Jangan Lewatkan Sarapan

Masih banyak anggapan jika melewakan sarapan dapat membantu menurunkan berat badan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Masih banyak anggapan jika melewakan sarapan dapat membantu menurunkan berat badan (Foto: ilustrasi)
Foto: Pxhere
Masih banyak anggapan jika melewakan sarapan dapat membantu menurunkan berat badan (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masih banyak anggapan jika melewakan sarapan dapat membantu menurunkan berat badan. Alasan di balik strategi ini adalah bahwa melewatkan satu kali makan sehari menyebabkan kalori yang lebih rendah. Namun, faktanya tidak sesederhana itu.

Dilansir Medical News Today, Selasa (5/1), sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2010, menganalisis informasi asupan makanan dari 2.184 orang berusia 9-15 tahun. Lalu 20 tahun kemudian, para peneliti meminta informasi yang sama.

Baca Juga

Mereka membandingkan data dari orang-orang yang melewatkan kesalahan selama masa kanak-kanak dan dewasa. Dengan data ini, mereka yang tidak pernah melewatkan melewatkan atau tidak melewatkan masa dewasa.

Dibandingkan dengan kelompok lain, peserta yang melewatkan sarapan selama masa kanak-kanak dan dewasa cenderung memiliki lingkar pinggang yang lebih besar. Kemudian, kadar insulin puasa yang lebih tinggi, dan kadar kolesterol total yang juga lebih tinggi.

Satu studi tahun 2013 menemukan bahwa melewatkan frekuensi makan tidak menyebabkan makan lebih banyak saat makan siang. Para penulis menyimpulkan bahwa melewatkan frekuensi ini merupakan cara yang efektif untuk mengurangi energi harian pada beberapa orang dewasa.

Namun, peneliti tersebut hanya mempelajari asupan makanan peserta saat makan siang, bukan makan malam. Selain itu, penelitian ini juga hanya melibatkan 24 peserta, jadi kita harus berhati-hati dalam menarik perhatian yang kuat dari temuan ini.

Sebuah studi tahun 2007 yang jauh lebih besar, melibatkan lebih dari 25.000 remaja, mencari hubungan antara melewatkan kesempatan dan mengalami kelebihan berat badan. Para peneliti juga menilai peran asupan alkohol dan tingkat ketidakaktifan. Para ilmuwan menemukan bahwa melewatkan hal ini memiliki hubungan yang lebih kuat dengan kelebihan berat badan alkohol atau tingkat ketidakaktifan.

Tinjauan sistematis dan meta-analisis tahun 2020 yang muncul di jurnal Obesitas Riset & Praktik Klinis juga menunjukan hal serupa. Setelah hasil dari 45 penelitian sebelumnya, terkalahkan bahwa melewatkan hal-hal yang benar-benar terobsesi dengan kelebihan berat badan, dan melewatkan risiko yang kelebihan berat badan hingga obesitas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement