Jumat 09 Apr 2021 22:13 WIB

Vaksinasi Covid-19 Bakal Jadi Tren di Perjalanan Udara

Vaksinasi Covid-19 diprediksi akan menjadi persyaratan untuk perjalanan udara.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Vaksinasi Covid-19 diprediksi akan menjadi persyaratan untuk perjalanan udara.
Foto: Alex PlavevskiEPA-EFE
Vaksinasi Covid-19 diprediksi akan menjadi persyaratan untuk perjalanan udara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksinasi Covid-19 diprediksi akan menjadi tren di bisnis traveling, termasuk perjalanan udara atau penerbangan. CEO Grup Qatar Airways Akbar Al Baker melihat persyaratan vaksinasi Covid-19 kemungkinan akan menjadi tren dalam perjalanan udara.

Ia mengatakan, industri berusaha pulih dari dampak pandemi virus corona. CEO maskapai penerbangan Timur Tengah terkemuka itu memprediksi, tren ini juga akan berlangsung dalam jangka pendek.

Baca Juga

“Ya saya pikir paspor vaksin akan membantu memberikan kepercayaan, baik kepada pemerintah dan penumpang di industri kami untuk mulai bepergian lagi," kata Akbar kepada Hadley Gamble, dikutip CNBC, Jumat (9/4).

Ketika ditanya apakah vaksinasi akan menjadi "keharusan" untuk terbang, Al Baker menjawab hal itu tentu sangat mungkin. "Saya pikir ini akan menjadi tren pada awalnya, karena dunia perlu terbuka, orang perlu memiliki kepercayaan pada perjalanan udara,” ujarnya.

Menurutnya, vaksinasi akan menjadi tren sampai orang yakin ada obat yang tepat, atau pengobatan yang tepat untuk pandemi saat ini. Gagasan paspor vaksinasi telah digaungkan oleh banyak pihak, baik pemerintah dan industri. Cara ini tentunya dianggap dapat membuat perjalanan lebih aman.

Namun, para kritikus berpendapat bahwa hal itu dapat memperburuk ketidaksetaraan dan akses bagi orang-orang dari negara-negara yang jauh tertinggal dalam implementasi penyuntikan vaksin. Al Baker pun berpendapat gagasan ini harus dipimpin oleh IATA (Asosiasi Transportasi Udara Internasional). Dia meyakini penuh IATA akan mengatasi masalah di depan industri. Percakapan dengan Al Baker berlangsung sehubungan dengan peluncuran penerbangan vaksinasi Covid-19 pertama Qatar Airways, dengan A350-1000.

"Penerbangan ke mana-mana" akan tetap berada dalam wilayah udara Qatar dan menampilkan fitur kebersihan dan keselamatan baru perusahaan, termasuk teknologi hiburan dalam penerbangan "zero-touch". Pesawat hanya akan menerima penumpang dan awak yang telah divaksinasi terhadap virus yang memberi dampak pada ekonomi dunia termasuk membuat sejumlah maskapai penerbangan bangkrut pada tahun lalu. Maskapai Qatar Airways belum memiliki rencana untuk mewajibkan semua penumpangnya divaksinasi.

Qatar Airways, seperti banyak maskapai lainnya, memang cukup terdampak ketika perjalanan udara hampir terhenti dalam beberapa bulan perdana saat kemunculan pandemi. Al Baker mengatakan, dia yakin bahwa maskapai penerbangannya akan pulih dan perusahaan sedang membangun kembali jaringannya untuk mengoperasikan lebih dari 1.200 penerbangan mingguan ke lebih dari 140 tujuan pada musim panas. Namun, IATA tidak memperkirakan perjalanan udara kembali ke tingkat sebelum pandemi hingga tahun 2024.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement