Disisi lain, penggunaan platform (media sosial) sebagai "sumber informasi" ternyata telah beralih menjadi "senjata" untuk melakukan "disinformasi". Terkait isu yang saat ini viral yaitu masalah Palestina-Israel, New York Times (17/5) melansir bahwa kebohongan atau kabar hoaks telah diperkuat karena telah dibagikan ribuan kali di Twitter dan Facebook, menyebar ke grup WhatsApp dan Telegram yang memiliki ribuan anggota.
Efek dari disinformasi tersebut berpotensi mematikan dan dapat mengobarkan ketegangan antara Israel dan Palestina saat kecurigaan dan ketidakpercayaan meningkat, meski telah terjadi gencatan senjata pada hari ini.
"Efek dari disinformasi inilah yang saya lihat menjadi acuan bagi beberapa pihak di Indonesia sebagai 'senjata terusan' untuk kepentingan masing-masing pihak tersebut." katanya.
Seperti yang pernah dilakukan oleh FB dengan kasus-kasus boikot di masa lalu, FB akan melakukan perbaikan dan pembenahan sebagai contoh filterisasi konten dan pengetatan forward informasi yang dianggap masuk dalam klasifikasi ujaran kebencian atau berpotensi menyebabkan perpecahan.
"Dengan demikian, FB dapat kembali menunjukkan bahwa mereka merupakan platform media sosial yang masih tetap layak untuk digunakan dan tetap berada di playstore." ujarnya.