REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dell Technologies Inc dan HP Inc melaporkan pendapatan kuartalan yang mengalahkan perkiraan Wall Street pada Kamis (27/5). Pendapatan kuartalan naik karena pelanggan terus berbelanja untuk komputer pribadi, bahkan ketika pembatasan pandemi mereda di banyak bagian dunia.
Namun, saham Dell turun satu persen. Sementara saham HP turun sebanyak enam persen. Saham turun setelah kedua perusahaan memperingatkan kekurangan chip komputer yang sedang berlangsung dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk memenuhi permintaan laptop tahun ini.
“Situasi pasokan komponen tetap dibatasi,” kata Chief Financial Officer Dell Thomas Sweet dalam laporan pendapatannya, dilansir dari Reuters, Jumat (28/5).
Dia mengatakan kenaikan biaya untuk pengadaan chip ini akan menekan pendapatan operasionalnya pada kuartal ini.
HP Inc yang menempati peringkat kedua di antara vendor PC Global mengatakan kekurangan tersebut akan membatasi kemampuannya untuk memasok perangkat komputasi pribadi dan printer setidaknya hingga akhir tahun. Namun, perusahaan, yang merupakan pemimpin dalam industri komputasi pribadi, mengatakan bahwa mereka menguat di pasar secara keseluruhan, mengharapkan lonjakan permintaan laptop yang dibutuhkan oleh orang-orang yang bekerja dan pergi ke sekolah dari jarak jauh untuk terus berlanjut.
Pengiriman global PC, istilah kolektif industri untuk laptop dan desktop, tumbuh 55,2 persen selama kuartal pertama, menurut data awal dari firma riset IDC. Dell mengatakan pendapatan dari grup solusi kliennya, yang meliputi desktop, notebook dan tablet, naik 20 persen menjadi 13,31 miliar pada kuartal yang dilaporkan.
Penjualan terkait PC HP naik 27 persen di kuartal yang berakhir 30 April, sementara penjualan notebook melonjak 47 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan Dell naik 12 persen menjadi 24,49 miliar di kuartal pertama, melampaui estimasi 23,40 miliar dolar AS, menurut data Refinitiv IBES. Sementara HP membukukan pendapatan keseluruhan sebesar 15,9 miliar dolar AS di atas estimasi 15 miliar dolar AS.