REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chia seed merupakan biji dari tanaman salvia hispanica yang berasal dari Amerika. Biji yang tampilannya mirip dengan biji selasih ini telah digunakan sebagai salah satu makanan pokok sejak zaman suku Aztec dan Maya. Sekarang, chia seed juga banyak dikonsumsi oleh orang Indonesia.
Chia seed mengandung banyak nutrisi yang baik bagi kesehatan. Menurut Ahli Gizi dari AS, Brooke Alpert, dalam chia seed terdapat berbagai nutrisi mikro dan makro, termasuk protein, serat, lemak, kalsium, mangan dan banyak lagi. Satu ons chia seed tercatat mengandung 11 gram serat, empat gram protein dan hanya 137 kalori.
“Chia seed adalah salah satu booster nutrisi favorit saya. Biji ini juga adalah sumber antioksidan yang hebat, sehingga bisa membantu menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan jantung serta pencernaan,” kata Alpert seperti dilansir dari Health Digest, Jumat (6/8).
Meskipun chia seed bisa dimasak dengan berbagai cara, satu hal yang tidak boleh dilakukan yaitu mengonsumsinya dalam kondisi kering. Alasannya, karena biji chia mampu menyerap cairan dalam jumlah banyak yang kemudian membuat lapisan kulitnya tebal dan lengket.
Jadi, jika seseorang mengonsumsinya dalam keadaan kering, biji chia bisa menyerap air di mulut dan tenggorokan. Dikhawatirkan, biji chia akan tersangkut di tenggorokan dan susah ditelan.
"Pasien tidak boleh mengonsumsi biji chia kering. Biji itu dapat menyerap air berkali-kali dari beratnya, jadi jika dimakan kering berpotensi tersangkut di kerongkongan pasien, terutama jika ada riwayat masalah menelan,” kata Ahli Gastrologi di Carolinas Medical Center, Rebecca Rawl.
Untungnya, biji chia dapat dinikmati dengan aman ketika dipadukan dengan cairan apapun. Jadi jika Anda ingin memakannya dengan polos, rendam terlebih dahulu biji chia selama beberapa menit sebelum dimakan. Anda juga dapat menambahkan biji chia ke oatmeal, salad, smoothie, sereal, dan lain-lain.