Sabtu 07 Aug 2021 14:40 WIB

Vaksinasi Santri, Ikhtiar Lindungi Para Calon Dai

Vaksinasi di lingkungan pesantren bertujuan mempercepat herd immunity.

Red: Karta Raharja Ucu
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada santri di Pondok Pesantren Al Islah Tajug, Sudimampir, Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (29/7/2021). Sebanyak 1.000 santri mendapatkan suntikan vaksin sebagai upaya menanggulangi penyebaran COVID-19 di lingkungan pesantren.
Foto:

Ponpes dan dinas kesehatan setempat pun diminta memperkuat sinergi. Dengan begitu, maka perwakilan dinkes atau puskesmas terdekat bisa memantau kesehatan ponpes secara berkala, terutama terkait penularan Covid-19. Bila ada warga ponpes yang dinyatakan positif segera lapor untuk tindak selanjutnya. "Atau petugas sendiri akan menyarankan tindakan terbaik selanjutnya," ucap Zaenal.

Relawan gerakan LaporCovid-19 mendapati kasus klaster Covid-19 di pesantren sudah beberapa kali terjadi. Di Tasikmalaya, Jawa Barat, sekitar 400 santri terkonfirmasi positif Covid-19 pertengahan Februari 2021.

photo
Santri menerima vaksin Covid-19 Sinovac dosis pertama di Pondok Pesantren Ummul Qura, Tangerang Selatan, Banten, Ahad (1/8). Sekitar 500 santri telah disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama yang diselenggarakan Badan Intelejen Negara (BIN) bersama Kementerian Agama Tangerang Selatan guna mempercepat pemerataan vaksin bagi masyarakat dan kalangan pelajar. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

 

 

Tahun lalu, 550 santri dan guru di sebuah pesantren di Kabupaten Kuningan, Jabar, juga terpapar Covid-19. Tim LaporCovid-19 mencatat, hingga kini terdapat 8.291 kasus positif Covid-19 di lingkungan pesantren.

Satu kasus di antaranya meninggal dunia. Data tersebut belum mencakup kondisi keseluruhan karena tidak semua pesantren melaporkan kasus Covid-19. Kasus positif di pesantren lebih tinggi dibandingkan sekolah yang mencapai 1.142 orang.

MUI melihat dampak pandemi Covid-19 ini sangat besar, sehingga jika tidak diatasi bersama maka tidak akan selesai-selesai. Semua harus sepakat untuk berjalan bersama-sama antara pemerintah, ulama dan umat dalam mengatasi pandemi ini.

"Kami juga menyaksikan kemarin dalam masa tinggi-tingginya (penularan) Covid-19, pertolongan pertamanya sangat sulit sekali (didapat), kami menyaksikan bagaimana tokoh ulama kesulitan mendapatkan oksigen," ujarnya.

Selain itu kebutuhan oksigen yang selama ini tidak pernah diperhitungkan, ternyata pada masa pandemi ini menjadi sesuatu yang sangat berharga. Kondisi ini menggugah MUI untuk melakukan persiapan-persiapan untuk menghadapi hari yang akan datang. Sehingga gerakan Gernas Penanggulangan Covid-19 dan pemulihan ekonomi juga fokus terhadap penanggulangan Covid-19 dari mulai pertolongan pertama. "Isolasi mandiri sampai kepada pemusaran jenazah," ucap dia.

photo
Pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibin, K.H. Mustofa Bisri (Gus Mus) sudah menerima vaksin Covid-19 dan mengajak masyarakat untuk tidak khawatir menjalani vaksinasi. - (Antara/Andreas Fitri Atmoko)

 

Program vaksinasi di lingkungan pesantren memang perlu mendapatkan dukungan dari para ulama. Peran serta ulama membentuk kesadaran untuk kepentingan bersama bisa mencontoh langkah KH Ahmad Mustofa Bisri yang sudah jauh-jauh hari mengikuti program vaksinasi yang digelar Pemerintah Kabupaten Rembang. Ulama karismatik yang akrab disapa Gus Mus itu menyampaikan vaksinasi Covid-19 bukan hanya untuk melindungi diri sendiri, melainkan juga menghindarkan orang lain dari tertular virus Covid-19.

“Saya alhamdulillah sudah selesai divaksin. Ternyata tidak terasa apa-apa. Enak, alhamdulillah. Mudah-mudahan sehat. Mudah-mudahan semuanya divaksin,” ujar Gus Mus, 11 Maret 2021.

Pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibin itu berseru agar masyarakat secara umum untuk ikut program vaksinasi. Menurutnya, vaksin penting, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga orang lain agar tidak tertular.

Ia berharap vaksinasi bisa menjadi sebab tidak ada lagi masalah terkait pandemi. Sehingga, masyarakat bisa hidup normal kembali seperti sebelumnya. Dengan kembalinya kehidupan normal, ia menekankan masyarakat bisa kembali bersilaturahim dengan saudara, tetangga, maupun kolega, serta bisa bekerja dengan lebih baik.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement